6 Menu Makanan Pilihan Saat Lembur Di Kantor

Lembur dikantor merupakan tugas negara yang harus saya laksanakan. Walaupun ini bukan tugas militer, tapi saya merasa bahwa lembur itu suatu perjuangan yang menantang. Oleh sebab itu, setiap kali lembur, pasti disiapkan berbagai macam persiapan khususnya makan malam. Berbagai menu bisa kami pesan tergantung kemauan. Office manajer kami hanya memberikan berbagai opsi-opsi dan kamilah yang menentukan sendiri akan makan apa.


Nah pada artikel kali ini saya akan sajika pada sahabat sekalian mengenai menu apa saja sih yang biasa kami makan saat lembur. Berikut ini ada 6 menu pilihan, antara lain : 

1.    Pecel Ayam
Dulu pecel ayam merupakan menu yang paling sering dibeli saat lembur. Hal ini dikarenakan memang saat itu cukup sulit memilih jenis makanan apa yang akan dimakan. Kesulitannya bukan karena apa-apa, namun hanya karena di dekat kantor saya menu yang paling mudah dicari adalah pecel ayam saja.

Baca Juga :
Bakso, Makanan Favorit Yang Enak Bila Disatap Panas-Panas
Mie Instant, Makanan Favorit Saya 

2.    Nasi Bebek
Nasi bebek beberapa bulan terakhir ini memang salah satu menu yang cukup sering dibeli. Kebetulan atasan saya suka sekali makan bebek, jadi kamipun ikut-ikutan makan sampai akhirnya sayapun menyukainya dan katagihan untuk pesan lagi.

3.    Sate
Kalo makanan yang satu ini adalah makanan kesukaan dan jadi favorit teman kerja saya. Dia sangat suka dengan sate ayam, namun sebaliknya dia juga sangat benci dengan sate kambing. Katanya dia sangat tidak kuat bila menyium bau kambing walaupun hanya sebentar saja. Sate ini sesekali saja di beli saat kami semua lembur dan tingkat intensitasnya cukup rendah.

4.    Nasi Goreng
Kalau menu yang satu ini adalah menu favorit teman saya yang satu lagi. Dia orangnya sangat suka nasi goreng bukan karena rasanya, namun karena porsinya yang cukup banyak. Diapun juga sangat suka dengan nasi padang karena kebetulan dia sendiri adalah orang Padang asli.

5.    Nasi Padang
Inilah makanan favorit saya. Walaupun makanan ini berisiko menimbulkan kegemukan, namun tetap saja saat makan nasi padang saya sangat lahab dan cenderung ingin nambah. Maklum saya sangat menyukai makanan-makanan yang bersantan dan berkuah banyak. Selain itu sambal ijonya yang pedas membuat saya terus menerus ketagihan menikmati makanan yang sudah mendunia ini.

6.    Ayam Penyet
Inilah menu alternatif yang terakhir yang dulu juga sering dibeli oleh kantor untuk makan lembur. Rasanya yang pedas menjadikan makanan ini menantang dan bisa membuat perut jadi panas. Tapi bagi teman saya yang tidak suka pedas, maka dia hanya makan ayamnya saya tanpa menyentuh sambal. Kalau saya pribadi cukup menyenangi ayam penyet, namun tidak begitu hobi.

Itulah tadi sekilas ulasan tentang menu apa saja yang biasa kami makan saat lembur di kantor. Bagaimana dengan kalian? Apakah kalian tidak pernah merasakan lembur? Jika tidak, maka berbahagialah, sebab kalian bisa menikmati masakan rumah tanpa harus capek-capek bergadang tengah malam. Terima kasih telah berkunjung ke blog saya yang sederhana ini, semoga artikel ini sedikit memberikan gambaran tentang pengalaman hidup orang lain pada anda.


Masjid Al-Muttaqien, Tempat Ibadah Jumat Saya Saat Di Kantor

Ibadah merupakan kegiatan yang sangat sakral dan sangat mendamaikan. Oleh karena itulah setiap agama menganjurkan pemeluknya untuk melaksanakan ritual ibadah. Ada kedamaian dan kepuasan tersendiri bagi setiap orang yang melaksanakan ibadah.
Artikel ini bukan bermaksud untuk riya’ atau pamer pada para pembaca. Namun hanya sekedar berbagi cerita kepada sahabat sekalian, tentang rutinitas saya sebagai pemeluk agama Islam. Saya sangat bersyukur hidup di lingkungan rumah yang mayoritas memeluk agama sama dengan agama saya.

Baca Juga :
Pengalaman Mengurus Akte Kelahiran Anak
Pengalaman Jadi Pengiring Pengantin Adat Jawa

Sebagian besar tetangga saya ternyata sangat taat dalam menjalankan ibadah. Mereka rajin melaksanakan sholat berjamaaBegitu juga dengan rekan-rekan saya yang ada di kantor, saya sangat senang karena berada di lingkungan kantor yang hampir seluruh karyawannya taat melaksanakan ibadah sholat lima waktu.

Khusus untuk hari Jumat, seluruh karyawan laki-laki yang beragama Islam berbondong-bondong pergi ke Masjid terdekat di dekat kantor untuk melaksanakan sholat Jumat. Dulu sebelum ada proyek Mass Rapid Transit atau yang disingkat dengan MRT, setiap Jumat tiba maka sebagian besar karyawan kantor pergi Sholat di Masjid Agung Al-Azhar di Jalan Sisingamangaraja tak jauh dari Mall Blok M.

Nah, sebagian karyawan lainnya pergi ke Mas Al Muttaqien Yayasan Triguna 1956 yang ada di Jalan Hang Lekiu Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Kini, hampir seluruh karyawan jika hendak melaksanakan sholat Jumat, maka banyak yang pergi ke Masjid Al Muttaqien ini.

Berhubung kantor tempat saya bekerja beralamat di Jalan Hang Tuah Raya, maka kamipun hanya perlu berjalan kaki untuk sampai ke Masjid yang juga terdapat berbagai tingkat sekolah hingga perguruan tinggi tersebut. Dulu awal-awal saya datang ke Masjid ini, tempatnya tergolong kecil karena hanya mampu menampung beberapa orang saja.

Kini, Masjid ini sudah bisa menampung banyak orang karena sudah dilakukan berbagai renovasi-renovasi yang membuat tempat untuk sholat lebih luas. Disamping itu, lorong sepanjang kelas juga dijadikan sebagai tempat sholat Jumat sebab memang jumlah jamaahnya semakin lama semakin bertambah bahkan sampai luber ke pintu kaca lobbi sekolah.

Nah, bagi anda yang kebetulan lewat di daerah jalan Hang Tuah, Hang Lekir, Hang Jebat, dan Hang Lekiu saat hari Jumat dan hendak melaksanakan sholat Jumat, maka anda bisa mampir ke Masjid ini. Oh iya, ini bukan promosi ya, ini hanya berbagi informasi saja bagi sahabat sekalian supaya kita sama-sama bertambah informasi.

Demikianlah artikel singkat dan sederhana dari saya, semoga bisa memberi manfaat biarpun tidak banyak. Saya mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk berkunjung ke blog sederhana milik saya ini. Semoga di lain waktu kita bisa berjumpa lagi di artikel-artikel saya berikutnya yang lebih menarik.   

Main-Main Ke Pasar Kaget Setiap Sabtu dan Minggu Sore

Halo sahabat sekalian, pada kesempatan kali ini saya akan berbagi cerita pribadi tentang pengalaman saya main-main ke pasar kaget. Kita semua tentu sudah tahu bukan, bahwa pasar kaget adalah pasar yagn tidak resmi. 
Pasar ini bisa berada di mana saja, baik itu di pinggir jalan, di lapangan, di dalam perumahan dan lain sebagainya. Adanya pasar kaget, biasanya merupakan suatu komunitas pedadang yang bersepakat untuk berjualan bersama di suatu tempat yang sudah ditentukan.

Baca Juga :
Kegemaran Main Playstation Dari Jaman Sekolah Hingga Sekarang
Pengalaman Berada di Kota Palembang

Tentu saja, sebelum menggelar dagangannya, para pedagang akan meminta izin dulu kepada pihak-pihak terkait yang berkepentingan di daerah tempat menggelar dagangan. Kumpulan para pedadang ini sering berpindah-pindah tempat. Hari ini di jalan ini, besoknya di perumahan itu, lalu keesokan harinya pindah lagi ke lapangan sana.

Pokoknya mereka ini tidak memiliki tempat tetap untuk berdagang. Kebetulan tetangga rumah saya ada yang pekerjaan pokoknya sebagai pedagang di pasar kaget. Hampir setiap harinya satu keluarga ini pergi berdagang dan seringkali pulang larut malam. Menurut penuturan tetangga saya, pendapatan dari pasar kaget ini tidak menentu.

Kadang mendapat untung besar, dan tidak jarang juga tidak mendapat keuntungan sama sekali. Nah, di tempat tinggal saya yang berada di daerah Cileungsi, ada sebuah tempat yang setiap Sabtu dan Minggunya selalu digelar pasar kaget disana.

Tepatnya berada di Perumahan Grand Nusa Indah, Gandoang, Cileungsi Bogor. Disanalah saya sering mengajak istri dan anak-anak pergi bermain-main menikmati aneka kuliner yang disajikan. Hal ini rutin saya lakukan mengingat saya sangat cukup jarang bisa berkumpul dengan keluarga saya.

Sehingga ketika hari libur tiba, saya selalu menyempatkan anak istri untuk diajak keliling-keliling lokasi wisata agar mereka tidak merasa jenuh dirumah. Di pasar kaget yang sering saya kunjungi ini banyak sekali berbagai pedagang makanan, seperti bakso, cilok, gorengan, es dawet, siomay, dan masih banyak lagi yang seluruhnya ramai dikerumuni oleh para pembeli.

Tidak hanya saya saja yang membawa anak istri, ternyata hampir sebagian besar pengunjungnya adalah satu keluarga beserta anak istrinya. Agar anak tidak merasa jenuh, disana juga ada odong-odong yang harganya cukup murah yaitu sekitar Rp. 5.000 saja. Menurut saya, keberadaan pasar kaget seperti ini merupakan hiburan yang sangat menarik bagi warga biasa seperti saya ini.

Selain banyak makanan yang bisa dinikmati dan dicoba, liburan ini merupakan liburan murah terutama bagi kita yang memiliki uang pas-pasan. Inilah tadi sekelumit cerita dari saya tentang pasar kaget yang ada di daerah tempat saya tinggal. Bagaimana dengan daerah kalian? Apakah di tempat kalian juga ada pasar semacam saya ini? Pastinya kita terhibur bukan.

Oh iya, saya mengucapkan terima kasih banyak ya kepada kalian semua yang mau berkunjung ke blog sederhana saya ini. Semoga di kesempatan lainnya kita bisa berjumpa lagi dengan artikel-artikel menarik lainnya.

Kategori

Kategori