Pengalaman Jalan-Jalan Ke Kota Tua

Assalamu'alaikum sahabatku sekalian, bagaimana kabar kalian sekarang ini? Semoga kalian tetap dalam keadaan sehat, banyak rejeki, dan panjang umur ya. Pada kesempatan kali ini saya ingin membagikan sebuah artikel pengalaman pribadi yang berjudul "Pengalaman Jalan-Jalan Ke Kota Tua". Bagi anda yang belum pernah mampir ke lokasi kota tua di Jakarta, sebaiknya rencanakan dari sekarang deh. Karena tempatnya seru banget. Kalau sudah masuk ke dalam lokasi kota tua, maka serasa berada di kota Eropa.


Baca Juga :
Pengalaman Jalan-Jalan Ke Kebun Raya Bogor Bersama Anak dan Istri
Istri dan Anak-Anakku Yang Membuatku Kuat Menjalani Hidup Ini

Bagaimana tidak, arsitekturnya masih berbentuk bangunan tua. Sebut saja Museum Fatahillah, Stasiun Jakarta Kota, Gedung Arsip Nasional, Museum Wayang dan masih banyak lagi bangunan-bangunan tua lainnya yang bisa anda nikmati di sana. Saat saya jalan-jalan ke sana, saya, istri dan anak saya yang kedua mengunakan sepeda motor. Jalur yang kami gunakan waktu itu adalah Mampang Prapatan, Kuningan, Gambir, Terus arah stasiun Jakarta Kota. Kebetulan kami kesana siang hari sehingga saat sampai di kota tua sudah menjelang sore.

Biaya parkir di kota tua cukup murah. Hanya dengan merogoh uang sebesar dua ribu rupiah, maka saya sudah bisa menikmati keindahan kota tua. Sesaat sesudah memarkir kendaraan, saya dan istri pun berjalan menyusuri jalan menuju lapangan Museum Fatahilah. Disepanjang jalan kanan kirinya dipenuhi para pedagang yang berjualan bermacam-macam assesoris seperti miniatur, gantungan kunci, lukisan, baju dan kaos serta masih banyak lagi yang lainnya. Saat itu istri dan anak saya sangat senang berada di sana.

Saya memaklumi kenapa mereka begitu senang dan ceria, karena memang sehari-harinya berada dirumah kontrakan yang sempit dan panas. Ini bisa menjadi penyegaran bagi mereka agar rasa bete dan suntuk mereka jadi hilang. Para anak muda mendominasi di sana. Khususnya yang berkumpul di depan museum Fatahilah. Mereka saling berfoto, baik dengan sesama teman, selfie, maupun foto dengan para manusia patung. Selain itu ada juga sepeda ontel tua yang bisa dijadikan objek foto yang sangat bagus. Kalau saya sendiri hanya berfoto dengan istri dan anak di depan museum dan disampingnya meriam.

Setelah selama 1,5 jam berada di sana, akhirnya kamipun memutuskan pulang karena memang sudah sore. Waktu itu jalan yang saya lalui yaitu dari kota, Gambir, Sudirman, blok M, Antasari dan hingga Cilandak. Kamipun sampai dirumahnya ketika menjelang Isya dengan selamat. Itulah tadi Pengalaman Jalan-Jalan Ke Kota Tua dari saya. Semoga artikel singkat bisa sedikit memberi tambahan pengetahuan bagi kita semua. Terima kasih dan wassalamu'alaikum.

Pengalaman Jalan-Jalan Ke Kebun Raya Bogor Bersama Anak dan Istri

Assalamu’alaikum sahabatku sekalian, apa kabar kalian hari ini? Semoga tetap baik dan sehat-sehat saja ya. Pada kesempatan hari ini saya akan membagikan kepada kalian tentang Pengalaman Jalan-Jalan Ke Kebun Raya Bogor Bersama Anak dan Istri. Di pagi hari itu saya dan istri sedang mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk menempuh perjalanan cukup jauh dari Kebagusan Pasar Minggu ke Kebun Raya Bogor Jawa Barat. Kami bersiap dengan bekal seadanya seperti nasi bungkus dan sayur, air mineral, obat-obatan, minyak angin serta bawaan-bawaan kecil lainnya.


Baca Juga :
Istri dan Anak-Anakku Yang Membuatku Kuat Menjalani Hidup Ini
Tetanggaku Menyadarkanku Bahwa Kesehatan Itu Sangat Berharga

Maklum sejak jauh-jauh hari kami memang sudah mempersiapkan untuk pergi ke Kebun Raya Bogor untuk sekedar refresing dan sekaligus ingin tahu seperti apakah keadaan di Kebun Raya Bogor sekarang. Sepeda motor adalah alat transportasi yang saya gunakan untuk menempuh perjalanan sejauh kurang lebih 45 km ini. Sekitar pukul 07.00 WIB kamipun berangkat menuju ke kebun raya yang memiliki luas area sekitar 87 hektaree tersebut dengan berboncengan bertiga yaitu saya, istri, dan anak saya yang kedua. Setelah 3 jam kami berada diatas sepeda motor, kamipun sampai di tempat tujuan.

Sayapun segera memarkir sepeda motor saya yang berada di samping pintu masuk. Melihat suasana lalu lalang orang-orang yang berada disana, kamipun tak sabar untuk segera masuk dan membeli tiket seharga Rp. 15.000,- per orang, jadi total saya harus membayar Rp. 30.000,- karena anak saya tidak masuk hitungan. Akhirnya kamipun berkeliling di dalam dari mulai istana bogor, jembatan merah, dan tempat-tempat unik lainnya. Semua momen-momen yang kami lalui selalu kami abadikan dengan cara berfoto-foto sejenak sebagai kenangan.

Setelah terasa capek, kamipun memakan nasi bungkus yang kami bawa menggunakan tikar yang kami bawa pula. Tempat makan kami berada persis di bawah pohon-pohon yang rindang tidak jauh dari lokasi Istana Bogor. Setelah puas menikmati suasana dan pemandangan di kebun raya bogor, kamipun memutuskan untuk pulang sekitar jam 2 siang.

Alhamdulillah perjalanan kamipun diberikan kelancaran tanpa terhalang satu apapun, walaupun sempat beberapa kali berhenti di jalan untuk sekedar minum dan melemaskan otot-otot. Itulah tadi sahabatku sekalian, cerita saya tentang Pengalaman Jalan-Jalan Ke Kebun Raya Bogor Bersama Anak dan Istri. Terima kasih banyak telah meluangkan waktunya untuk membaca artikel ini. Wasalamu’alakum


Menjenguk Teman Sakit Di RS Cibinong

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Halo sahabatku sekalian, apa kabar kalian hari ini? Semoga tetap baik-baik saja ya. Oh iya, pada kesempatan kali ini saya hanya ingin berbagi diary saya yang terjadi pada hari Rabu tanggal  1 Maret 2017 saya pergi dari kantor menuju RS. Cibinong.


Tujuannya untuk menjenguk dua orang teman yang sedang sakit disana. Orang pertama yaitu OB kantor yang mengalami kecelakaan jatuh dari atap rumah saat membetulkan genteng yang rusak.  Tulang tangan sebelah kiri dan tulang pinggang patah.

Yang kedua adalah istri dari OB kantor yang penyakit jantung. Tangannya membiru dan belang belang. Kendaraan yang kami pakai waktu itu menggunakan Mobil Proyek. Dalam rombongan yang ikut ada lima orang.  Sedangkan yang bertindak sebagai sopir adalah saya sendiri.

Baca Juga :
5 Makanan Yang Kurang Saya Sukai 
Akhir-Akhir Ini Saya Sudah Bosan Nonton Sepakbola

Karena kantor kami berada di Kebayoran Baru maka jalur yang kami lewati adalah jalan Pondok Indah. Jalur ini dipercaya dipilih karena memang ingin masuk di tol Pondok Indah. Namun ternyata sesampainya di tol jalan lumayan sepi.

Karena memang kebetulan ada Raja Salman dari Kerajaan Arab Saudi yang akan lewat menuju ke Istana Bogor. Dengan iring iringan mobil polisi, sejumlah pejabat melintas di Tol Jagorawi. Syukur deh ini malah membuat perjalanan kami lancar jaya tanpa hambatan yang berarti.

Sekitar jam 12 siang kamipun sampai di Rumah Sakit Cibinong Bogor. Setelah memarkir kendaraan, kami berlima berbondong-bondong ke arah loby. Ditengah jalan ada salah satu saudara dari Kepala Satpam perusahaan kami yang berdiri diluar, kebetulan diantara kami berlima ada satu orang saudaranya dan merekapun berbicara.

Akhirnya kamipun diantara menuju tempat nebus obat untuk menemui Pak Satpam Kantor. Sekitar setengah jam kami ngobrol, kamipun berpamitan untuk pergi makan siang di warteg depan rumah sakit. Rasa lapar dan hauspun hilang setelah sepiring nasi dan segelas minuman mengisi perut kami.

Setelah membeli dua bungkus buah-buahan untuk oleh-oleh, kami berlima langsung menuju ke ruang flamboyan yang mana disana sudah ada kepala satpam kantor kami yang sedang menjaga istrinya. Kami yang sedang berada di luar dan kamipun diantarkan masuk menemui istrinya.

Kebetulan istri pak satpam sedang duduk memegangi tangannya yang sakit, sedikit pertanyaan dan kata-kata penyemangat kami berikan supaya istri pak satpam tetap tegar dan kuat. Satu jam sudah kami mengobrol, akhirnya kamipun pamitan sambil mengucapkan dan mendoakan agar Ibu satpam cepat sembuh.

Perjalananpun kami lanjutkan menuju kamar bugenvil 107. Disana sedang dirawat OB kantor yang patah tulang tangannya. Tibalah kami dikamarnya dan langsung menyalami Pak OB dan juga istri serta saudaranya. Kami pun bercanda riang disana untuk menghibur dan menghilangkan rasa penat setelah 3 hari berada di ruang perawatan.

Setelah lama ngobrol kami pamit mohon diri sambil bersalaman dan mendoakan. Selesai sudah kunjungan kami ke Rumah Sakit dan kamipun pulang. Disaat pulang hujan deras mengguyur Cibinong.

Dari mulai keluar rumah sakit, masuk pintu tol Cibinong hingga keluar pintu tol Pondok Labu hujan tak henti-hentinya turun. Di dalam tol juga terjadi banjir dimana-mana. Namun syukur kami tiba di kantor dengan selamat tanpa kurang satu apapun.

Demikianlah pengalaman saya yang saya muat di artikel ini, sampai bertemu lagi pada artikel-artikel berikutnya. Terima kasih sudah membaca, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Kategori

Kategori