Dede Yusuf, Sang Artis Yang Sukses di Dunia Politik

Siapa yang tidak mengenal Dede Yusuf, aktor yang sangat terkenal di era 90-an ini lahir di Jakarta pada tanggal 14 September 1966. Sudah 10 tahun lebih dia berkecimpung di dunia perpolitikan dan meninggalkan dunia gemerlap selebritis. Salah satu karier tertingginya adalah menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat pada periode 2008 sampai dengan 2013. 


Dialah salah satu aktor yang sukses di dunia perpolitikan Indonesia. Dede Yusuf adalah salah satu cucu dari Roestam Effendi. Dia menikat dengan Ir. Sendy Ramania Wurandani di tahun 1999. Sebelum memenutuskan menikah, mereka sempat berpacaran cukup lama sekitar 7 tahun. Awal mula perkenalan Dede dengan Sendy terjadi saat Dede menjadi pelatih Tae Kwon Do di SMA Tarakanita.

Baca Juga :
5 Sinetron Yang Paling Saya Sukai 
Sinetron Dunia Terbalik Jadi Tontonan Kesukaan Saya Saat Ini

Saat itu Sendy sendiri adalah seorang Field Commader dari group Drum Band di SMA Tarakanita. Setelah mereka berdua menikah, kini sudah dikaruniai dua orang anak bernama Alifiya Arkana Paramita dengan nama panggila Lifi dan Kaneishia Lathifa Zahra atau dengan nama panggilan Neishia.

Bagi warga Bandung terutama para pendukung Persib Bandung, Dede Yusuf menjadi salah seorang yang paling mereka hormati karena keberhasilannya mendatangkan investor-investor asing ke klub sepak bola Persib Bandung. Hal inilah yang menjadikan Persib Bandung kini menjadi salah satu Klub Sepakbola paling profesional di Indonesia. Oleh karena jasanya tersebut, pada tahun 2011 Dede Yusuf diangkat jadi Duta Persib.

Disamping menggeluti bidang olahraga, ternyata Dede juga aktif di dalam dunia kepemudaan. Di tahun 2010, secara aklamasi Dede dipilih menjadi ketua Gerakan Pramuka Kwartir Derah Jawa Barat, kemudian kembali lagi terpilih secara aklamasi juga pada tahun 2015. Berkat jasa dan konstribusinya pada Kepramukaan, maka pada tahun 2014 Dede memperoleh Lencana Karya Bhakti yang disebmatkan secara langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta.

Lalu siapa yang tahu jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh Dede Yusuf? Jika belum tahu, maka akan saya berikan beberapa informasi tentang jenjang pendidikan dari Dede Yusuf, antara lain :

Pendidikan Formal :

1.    Sekolah Dasar Budi Waluyo Jakarta 1972 - 1978
2.    Sekolah Menengah Pertama Budi Waluyo Jakarta 1979 -1981
3.    Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Jakarta 1981 - 1984
4.    Kuliah sampai dengan Tingkat IV -Teknik Industri Universitas Trisakti Jakarta s/d Semester 7
5.    Lulusan Sarjana S-1 Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Jakarta 2005 - 2010
6.    Lulusan Sarjana S-2 Ilmu Pemerintahan Universitas Padjajaran [2011-2014]

Pendidikan Non formal

1.    Sekolah Beladiri (Pencak Silat) " Al-Azhar " 1976 - 1980
2.    Sekolah Kung-fu "Gerak Langit" 1980 - 1981
3.    Sekolah Taekwondo "Persada club" 1981 - 1999

Cara Menangkap Tikus Menggunakan Papan Lem Perangkap Tikus

Halo sahabat sekalian, apa kabarnya kalian hari ini? Semoga senantiasa baik dan dalam selalu banyak rejeki ya, amin. Pada kesempatan yang berbahagia ini saya ingin berbagi pengalaman tentang ‘Cara Menangkap Tikus Menggunakan Papan Lem Perangkap Tikus’. Hal ini sesuai pengalaman di kantor saat banyak tikus yang masuk ke dalam ruangan kerja. Jika dulu kita mengenal tentang bagaimana mengatasi masalah tikus yang ada di rumah, baik itu menggunakan perangkap tikus berupa kurungan maupun menggunakan hewan jangkrik yang dipelihara di rumah kita.
Kedua cara tersebut sebenarnya masih ampuh loh, sebagaimana cara baru yang akan saya beri berdasarkan tren saat ini. Sedikit cerita, di kantor saya sudah beberapa hari lalu banyak tikus yang berkeliaran di dalam ruangan kerja. Kebetulan ruangan kerja kami cukup besar dan diisi oleh beberapa orang. Di dalamnya masih terdapat dua ruangan lagi khusus untuk para manajer. Seringnya tikus yang masuk ke dalam ruangan tentunya membuat kami cukup khawatir.

Baca Juga :
Tips Menghilangkan Tikus Di Rumah Dengan Ampuh

Karena beberapa data penting kami terdiri dari kertas-kertas kerja. Sehingga bila sampai kertas-kertas penting tersebut termakan tikus maka ini merupakan suatu bencana bagi kami semua. Office Manajer kamipun memutuskan untuk membeli Papan Lem Perangkap Tikus. Ukuran papan ini yaitu 12 x 25 cm dalam keadaan tertutup dan 24 x 25 dalam keadaan terbuka. Perangkap tikus ini berbentuk kotak persegi panjang.

Bagi anda yang belum tahu cara pemakaiannya, maka berikut ini akan disajikan cara-caranya, antara lain:

•   Lepaskan terlebih dahulu segel plastiknya
•   Bukalah lem perangkap tikus
•   Letakkan umpan berupa makanan yang disukai tikus, bisa menggunakan roti, tulang, daging atau pelet ikan lele dan letakkan di tengah-tengah bagian papan.
•   Oleskan lem perangkap tikus di bagian-bagian yang berpeluang dilewati oleh si tikus
•  Karton yang sudah diberi tikes sebaiknya diberi pemberat terlebih dahulu seperti batu di bagian tepinya agar karton tidak terbawa oleh tikus.
•   Setelah tikus terkena perangkap, buanglah tikus tadi dengan menggunakan kayu ataupun besi.

Anda tidak perlu khawatir, karena lem tikus ini transparan dan tidak berbau. Namun anda harus tetap hati-hati saat meletakkan papan lem perangkap, karena jika anda meletakkannya di sembarang tempat maka bisa terjadi salah sasaran. Binatang-binatang peliharaan anda seperti kucing, ayam, anjing dan lain-lain bisa terkena lem ini bila salah penempatan. 

Demikianlah artikel singkat saya tentang 'Cara Menangkap Tikus Menggunakan Papan Lem Perangkap Tikus' pada hari ini. Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk anda dan bisa anda terapkan di rumah ketika tikus ada di tempat anda. Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya yang sangat sederhana ini dan sampai jumpa lagi pada artikel-artikel berikutnya yang semoga lebih baik lagi. 



Sejarah Asal Stasiun Jakarta Kota Sebagai Salah Satu Cagar Budaya

Bagi anda yang tinggal di daerah Jakarta dan sekitarnya pastinya sudah tahu dong apa itu Stasiun Jakarta Kota. Di Indonesia sendiri stasiun ini merupakan stasiun Kereta Api terbesar. Lokasinya berada di Pinangsia Kawasan Kota Tua Jakarta Indonesia. Stasiun kota tua ini juga jadi salah stasiun Kereta Api di Indonesia yang memiliki tipe terminus, artinya tempat perjalanan awal dan perjalanan akhir dan tidak ada lagi jalur lanjutannya. 


Pada tahun 2015 sampai sekarang, stasiun ini difungsikan hanya untuk rute komuter saja. Tujuannya yaitu ke daerah-daerah sekitaran Jakarta seperti Depok, Nambo, Bogor, Bekasi dan Tanjung Priok. Sebutan lain dari Stasiun Jakarta Kota adalah Stasiun Beos. Biarpun penamaan stasiun ini ‘Stasiun Jakarta Kota’ sejak pertama kali berdiri, akan tetapi orang-orang lebih mengenal stasiun ini dengan nama ‘Stasiun Kota’.

Baca Juga :
Patung Pemuda Membangun Bediri Kokoh Di Bundaran Senayan
Inilah 8 Situs Warisan Dunia UNESCO yang Harus Dikunjungi

Nama dari ‘Stasiun Kota’ juga bisa dikatakan merujuk pada salah satu stasiun yang berada di Surabaya yaitu ‘Stasiun Surabaya Kota’. Stasiun ini saat ini sedang diperdebatkan keberadaannya karena ada wacana untuk merenovasinya dengan program penambahan ruang komersial. Padahal sebenarnya stasiun ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Indonesia. 

Disamping bangunannya yang masih kuno, stasiun ini juga merupakan stasiun tujuan perjalanan terakhir. Sebagaimana stasiun lainnya seperti di Surabaya yaitu Stasiun Surabaya Kota dan Stasiun Semut, kedua stasiun ini juga merupakan stasiun cagar budaya yang pernah direnovasi sehingga menimbulkan dianggap juga kontroversial. 

# Sejarah Stasiun Jakarta Kota

Di masa lalu, karena memang sudah sangat terkenal, stasiun ini pernah dijadikan sebauh acara oleh salah satu stasiun televisi swasta. Hanya saja mungkin tidak banyak warga di Jakarta yang mengatahui arti dari Beos, dan Beos ini sendiri memiliki banyak sekali versi. Arti pertama, Beos itu singkatan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), yaitu salah satu perusahaan swasta yang difungsikan untuk menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh. 

Arti yang kedua, kata Beos itu asal mulanya dari kata Batavia En Omstreken, yang memiliki arti Batavia dan juga sekitarnya, yang berasal dari fungsi dari stasiun sebagai pusat dari tranportasi Kereta Api yang menghubungkan antara kota Batavia dan kota lain semisal Bekassie atau Bekasi, Buitenzorg atau Bogor, Parijs van Java atau Bandung, dan Karavam atau Karawang dan lain sebagainya. 

Sebetulnya masih terdapat nama-nama lain dari Stasiun Jakarta Kota. Antara lain Batavia Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan. Penamaan tersebut ada karena di akhir abad yang ke -19, Batavia telah mempunyai lebih banyak stasiun Kereta Api. Salah satunya adalah Stasiun Batavia Noord atau Batavia Utara yang letakknya berada di selatan Museum Sejarah Jakarta yang sekarang. Pada awalnya, Batavia Noord ini adalah milik perusahaan Kereta Api Nederlands-Indische Sporweg Maatschappij, dan merupakan sebuah terminus bagi jalur Batavia-Buitenzorg. 

Di tahun 1913, jalur dari Batavia-Buitenzorn ini dijual kepada pemerintahan Hindia Belanda dan kemudian dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada saat itu, kawasan Jatinegara dan kawasan Tanjung Priok belumlah termasuk pada gemeente Batavia. Awalnya Batavia Zuid pada tahun 1870-an, lalu ditutup pada tahun 1926 dengan tujuan untuk direnovasi madi bangunan yang sekarang ini kita lihat. Dalam jangka waktu stasiun ini dibangun, hampir semua Kereta Api memakai Stasiun Batavia Noord. 

Jaraknya sekitar 200 meter dari stasiun yang ditutup ini dan dibangunlah Stasiun Jakarta Kota yang sekarang bisa kita saksikan. Pembangunan Stasiun ini selesai pada bulan Agustus 1929 tepatnya pada tanggal 19. Sehingga secara resmi stasiun ini dipakai pada tanggal 8 Oktober 1929. Acara peresmian dibuat sangat meriah dengan diadakan acara penanaman kepala kerbau yang dilakukan oleh Gubernur Jenderal jhr. A.C.D. de Graeff yang saat itu berkuasa pada Hindia Belanda di sejak tahun 1926 hingga 1931. 

Lalu siapakah dibalik kemegahan Stasiun Jakarta Kota? Ternyata dibalik kemegahannya ada sebuah nama Frans Johan Louwrens Ghijsels yang lahir di Tulungagung pada tanggal 8 September 1882. Dia tidak sendiri, namun beberapa temannya juga ikut dalam proyek ini antara lain Hein von Essen dan F. Stolts. Frans Johan Louwrens Ghijsels menamatkan pendidikan arsitekturnya di Delpf. Dia juga mendirikan biro arsitektur Algemeen Ingenieur Architectenbureau (IAI). 

Beberapa karya dari biro ini adalah gedung Departemen Perhubungan Laut di Medan Merdeka Timur, Rumah Sakit PELNI di Petamburan dan juga Rumah Sakit Panti Rapih di Yogyakarta. Salah satu karya terbesar dari Ghijsels adalah Stasiun Beos. Oleh karena itulah adalah sebuah ungkapan yang mengatakan Het Indiesche Bouwen atau perpaduan antara teknik modern barat dan struktur yang dipadukan dengan bentuk-bentuk tradisional daerah setempat. 

Dengan menggunakan balutasn art deco yang kental, kesan dari rancangan dari Ghijsels ini terlihat sederhana walaupun sebenarnya bercita rasa yang tinggi. Sesuai dengan sebuah filosofi dari Yunani Kuno, bahwa kesederhanaan adalah jalan paling pendek untuk menuju kecantikan. 

# Stasiun Jakarta Kota di Masa Kini

Stasiun Jakarta Kota pada akhirnya ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya lewat surat keputusan yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta No. 475 pada tahun 1993. Walaupun status dari stasiun ini masih berfungsi, namun masih terlihat bangunan yang kurang terawat di beberapa tempat di dalam Stasiun ini. Bahkan keberadaanya mulai jadi kontroversi dan cukup terusik dengan kabar berita yang menyebutkan bahwa diatas stasiun ini akan dibangun sebuah mal. 

Masalah yang lain yang timbul di Stasiun ini adalah adanya sampah yang berserakan dimana-mana terutama di bagian rel-rel Kereta Api. Disamping itu, banyaknya orang-orang yang membangun tempat tinggal di samping kiri dan kanan rel kereta menjadikan Stasiun terasa kurang estetikanya sebagai salah satu stasiun kebanggaan ini. Saat ini pihak KAI lewat Unit Pelestarian Benda dan Bangunan Bersejarah sudah mulai menata kembali stasiun yang sangat bersejarah ini. 

Kategori

Kategori