Kampung Blogger Yang Sukses di Pedalaman Kalimantan

Pagi merekah di Dusun Loncek di tepi Sungai Ambawang Kalimantan Barat. Berjarak 80 kilometer dari Kota Pontianak, bisa dikata dusun berpopulasi 500an jiwa ini terisolasi. Melihat kondisi dusun ini, seorang warga Pontianak yang juga Suku Dayak Asriyadi Alexander Mering merasa terpanggil. Mering merasa dengan bimbingan tepat, dusun di perbatasan Indonesia-Malaysia ini bisa berkembang maju. Asriyadi menuturkan “Awal mula kita belajar menulis yang sederhana dulu. Kita menggunakan metodologi yang dikatakan Jurnalisme Kampung”.

Image : alexandermering.blogspot.co.id

Dengan bekal pengalaman sebagai jurnalis dan aktivis di lembaga swadaya masyarakat, sarjana hukum ini memberi berbagai pelatihan praktis untuk warga Dusun Loncek. Tahun 2012, Mering mendirikan komunitas blogger di kawasan perbatasan. “Jika kamu ingin tahu, maka kamu bisa cari tahu di Internet. Kemudian kita kembangkan hal yang lain dan anda juga bisa memberikan informasi melalui internet, sehingga orang lain di belahan dunia yang lain bisa menyaksikan tentang apa yang anda lakukan.

Baca Juga :
Sumbodo Manik, Sang Pendiri Kampung Blogger di Magelang
Saya Cinta Pekerjaan Saya Menjadi Seorang Blogger

Kalau anda membuat foto dengan handphone anda, maka foto itu bisa dilihat dimalaysia, thailand dan negara-negara yang lain. Kini warga Dusun Loncek lancar menulis dan mampu memanfaatkan internet untuk berbagai hal praktis sehari-hari. Menurut salah satu warga Dusun Loncek bernama Oyo mengatakan “Adanya internet membuat aku mampu mengakses dan bisa membuatkan bisa memberikan informasi bagaimana mananam sayur, membuat pupuk organik, pembuatan buku kampung.

Dan semua itu saya maksimalkan agar aku sukses dalam berjualan sayur maupun cabe. Warga yang lain yakni Laurensiun Edi menuturkan “Saya sangat bangga dengan Asriyadi karena dia mau memperkenalkan dan mengajarkan dunia internet kepada warga kampung loncek yang terisolasi, walaupun dia sebenarnya tinggal dikota. Karena banyak anggapan bahwa kami sebagai orang Loncek itu bodoh-bodoh, tidak berpendidikan dan kampungan. Tetapi berkat Mering, kami bisa menjadi lebih pintar dengan dunia Internet dan kritis.

Empat tahun sudah warga Loncek melek internet. Bukan hanya mendapat informasi dari luar. Melalu beberapa blog kreasi sendiri, mereka bisa menyampaikan informasi kepada dunia luar. Dusun Loncek sekarang sering mendapat tawaran manggung dari dunia pendidikan dan seni. Mering kembali berkata “Selama ini anak-anak muda  itu hanya menjadi objek dari informasi. Nah, dengan gerakan ini saya berharap mereka tidak hanya menjadi objek informasi tetapi mereka pelaku informasi itu sendiri.




Sumber : Liputan6 SCTV

Ayo Mengenal Gedung Sate Yang Jadi Ikonnya Jawa Barat

Gouvernements Bedrijven atau yang bisa kita kenal dengan nama Gedung Sate adalah bangunan bersejarah yang terletak di Kota Bandung. Gedung bergaya arsitektur Indo-Eropa ini dirancang oleh seorang arsitek dari belanda bernama Ir. John Gerber. Pada tanggal 27 Juli 1920 diletakkan batu pertama oleh Johanna Catherina Coops yang mana beliau adalah putri dari Walikota Bandung saat itu.

Image : flickr.com

Dan kenapa disebut gedung sate? Karena di bagian atas kita dapat melihat ornamen yang berbentuk tusuk sate yang terdiri dari enam bagian. Dan enam bagian itu melambangkan biaya dari pembangunan Gedung Sate itu sendiri seharga 6 Juta Gulden. Ada salah satu yang menarik dari bangunan bersejarah ini yaitu terdapatknya jalur khusus untuk penyandang disabilitas.

Baca Juga :
Sejarah Asal Mula Jalan Malioboro di Yogyakarta
Sejarah Asal Stasiun Jakarta Kota Sebagai Salah Satu Cagar Budaya

Dengan demikian, Gedung Sate merupakan gedung yang ramah disabilitas. Gedung peninggalan zaman Belanda ini memang menjadi ikon kebanggan bagi masyarakat Jawa Barat khususnya Kota Bandung. Karena tidak hanya keunikan arsitektur bangunan saja, namun taman yang tertata rapipun menjadi tempat favorit para wisatawan untuk sekedar berfoto di depannya saja.

Sebenarnya tidak terlalu sulit bagi anda yang ingin memasuki gedung putihnya Jawa Barat ini. Asalkan anda mengikuti prosedur yang ada, maka anda akan bisa masuk ke tempat ini. Pada tahun 1980, Gedung Sate dialihfungsikan menjadi kantor pusat pemerintahan provinsi Jawa Barat. Namun dengan dialihfungsikan menjadi kantor pemerintah, bukan berarti Gedung Sate tertutup untuk umum. Tertebih di akhir pekan, warga dan wisatawan bisa berkunjung ke sini.

Salah satu tempat atau ruangan yang wajib anda kunjungi yakni ruang pamer. Karena di ruang ini kita akan disuguhkan dengan pengetahuan, budaya dan pariwisata Provinsi Jawa Barat. Tidak hanya ruang pamer, ternyata di teras menara juga menjadi andalan di Gedung Sate. Sebab diatas ketinggian tersebut, kita bisa melihat pemandangan Kota Bandung yang dikelilingi oleh gunung-gunung dari ketinggian lebih dari 100 meter.

Kita juga jangan sampai ketinggalan untuk perfoto atau berselfie di tempat ini. Saking indahnya pemandangannya, di teras tersebut juga bisa dipakai untuk menyambut atau menjamu tamu-tamu kenegaraan. Sebelum kita bergegas meninggalkan Gedung Sate, maka tidak lengkap rasanya jika anda tidak berjalan-jalan terlebih dahulu di Taman Gedung Sate.




Sumber : Humas Jabar

Hotel Majapahit, Saksi Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Halo sahabat, hari ini kita akan membahas tentang bangunan yang bersejarah bagi bangsa Indonesia khususnya bagi warga Surabaya sendiri. Inilah Hotel Majapahit yang merupakan gambaran perjuangan arek-arek Suroboyo dalam merebut kemerdekaan. Di mana pada saat itu, di Hotel Inilah para pejuang arek-arek Suroboyo merubek bendera Belanda sehingga menjadikannya Bendera Indonesia demi sebuah harga diri bangsa.

Image : flickr.com

Sejak berdiri satu abad yang lalu, Hotel Majapahit memiliki daya tarik luar biasa dari sisi sejarah. Bahkan hotel yang berada di Jalan Tunjungan Surabaya ini hingga sekarang tidak menghilangkan keasliannya. Ini terbukti dari bermacam bangunan-bangunan dan benda-benda bersejarah masih terpajang rapi di dalam Hotel. Di dalamnya masih ada furniture-furnitur kuno bahkan juga terdapat mobil yang sudah tua. Dan kebanyakan dari benda-benda tersebut masih terdapat tulisan-tulisan berupa huruf HO yang artinya Hotel Oranje.

Baca Juga :
Sejarah Asal Stasiun Jakarta Kota Sebagai Salah Satu Cagar Budaya
Sejarah Tugu Jogja Yang Menjadi Landmark Kota Jogjakarta

Pihak hotel sendiri memang ingin sedikit mengajak para pengunjung untuk flashback kembali ke zaman dulu. Dalam perjalanannya, Hotel Majapahit mengalami pergantian nama beberapa kali. Di tahun 1910, Hotel Majapahit pertama kali dibangun dengan nama Oranje Hotel oleh Sarkies bersaudara. Selanjutnya di tahun 1942, berubah nama menjadi Yamato Hoteru atau Yamato karena penjajah Jepang masuk ke Indonesia dan menguasai hotel ini.

Tahun 1945, Hotel Yamato berubah menjadi Hotel Merdeka atau Hotel Liberty karena di hotel inilah warga Surabaya merobek bendera Belanda menjadi Bendera Merah Putih. Kemudian di tahun 1969, nama Majapahit digunakan untuk hotel ini karena ada kerajaan besar yang dikenal dengan Majapahit. Kemudian nama Majapahit pun bertahan hingga saat ini. Hotel Majapahit saat ini memiliki ratusan kamar, namun hanya beberapa yang memiliki sejarah seperti kamar nomor 33 yang dulunya adalah markas sekutu.

Tiang bendera juga masih terpancang di atap Hotel Majapahit. Beberapa prasasti menceritakan beberapa peristiwa bersejarah juga masih tertulis jelas di dinding atap Hotel Majapahit. Saat ini Hotel Yamato atau Hotel Majapahit merupakan cagar budaya yang mampu menceritakan perjuangan para pahlawan agar keberanian Arek-arek Suroboyo tetap dikenang oleh generasi muda nantinya.



Sumber : iNews Tv

Kategori

Kategori