Kisah hidup saya menjadi anak kost

Halo sahabatku sekalian, apa kabarnya kalian hari ini? Tentunya dalam keadaan baik-baik dan sehat selalu kan. Siapa sih yang tidak ingin hidup enak. Pada kesempatak kali ini saya ingin membagikan pengalaman pribadi saya kepada kalian semua tentang kisah hidup saya menjadi anak kost. Artikel ini sengaja saya berbuat sebenarnya tidak terkususkan untuk dipertunjukka kepada kalayak rama di dunia internet. Kisah ini berawal ketika saya masih duduk di bangku sekolah. Saat itu saya masih kelas satu SMU namun sudah mendekati kenaikan kelas ke kelas dua. Alat transportasi saya saat masih kelas 1 SMU adalah sepeda dan kadang-kadang juga menggunakan angkot yang kebetulan lewat di depan rumah. Sebab kalau dipaksain untuk jalan sendiri, apalagi dalam kondisi seperti sekarang ini bisa saja terjadi apa-apa (mudah-mudahan ini tidka terjadi).

Baca Juga :
Pengalaman Pribadi Menjadi Operator Fotocopy
Pengalaman Menjadi Anak Band

Saat mulai tertarik menjadi anak kost ketika saya sudah mulai kenaikan kelas. Saat selesai menerima raport, saya menghilang dari peredaran dan saya nekad pergi ke Jakarta untuk menemui orang tua saya yang kebetulan sedak saya kelas 2 SD saya sudah ditinggal merantau. Itulah sebabnya kenapa kadang – kadang saya ini kurang dekat dengan orang tua saya sendiri. Saat saya pergi ke Jakarta saya hanya memegang uang 20 ribu saat itu. Dan harga tiket saat itu 18 ribu rupiah. Denga modal nekad saya memberanikan diri untuk berangkat ke Jakarta sendirian. Di dalam kereta saat itu saya sudah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban yang kemungkinan akan dipertanyakan oleh bos.

Sesampainya di Jakarta ibu saya terkaget – kaget karena melihat saya sendirian sampai ke Jakarta. Setelah berdiskusi sekian lama di dalam rumah, akhirnya kesimpulannya adalah bahwa orang tua saya setuju untuk mencarikan tempat kost yang bagus untuk saya. Keesokan harinya akhirnya saya diantarkan pulang oleh teman yang kebetulan dia masih ngganggur di Jakarta. Akhirnya keesokan harinya saya diantarkan pulang oleh orang suruhan ibu bapak saja. Sesampainya di Kediri Jawa Timur kamipun berdua langsung bergerak mencari tempat kost. Kemudian kamipun berhasil menemukan tempat kost yang tergolong aman dan nyaman. Keberadaan tempat kost ini memang sudah cukup dikenal di kalangan anak SMU.

Tempat kost saya pada saat itu harganya 80 ribu rupiah sudah termasuk makan 3 kali sehari. Bapak ibu kost saya memiliki 3 orang anak yang semuanya berjenis kelamin laki-laki. Anak pertama bernama Aris, anak kedua bernama Bowo, dan anak yang ketiga bernama Candra. Semenjak kost di tempat kost tersebut, saya merasa menjadi orang yang baru. Setelah selesai jam sekolah, saya sering ditamuin oleh teman-teman SMU saya. Mungkin mereka lagi galau kali ya, kok mereka sering-sering berada di tempat yang banyak kaum laki-lakinya. Semenjak saya menjadi anak kost, banyak hal-hal baru yang bisa diperoleh. Saat menjadi anak kost saya sempat menjadi anak band.

Demikianlah sekilas kisah hidup saya semoga bermanfaat bagi kita semua dan semoga kita bisa bersama lagi di waktu-waktu yang sudah ditentukan.


EmoticonEmoticon