Beban berat seorang ayah

Assalamualaikum, bagaimana kabar kalian sahabatku sekalian. Semoga kalian senantiasa diberikan kesehatan, kekuatan dan rejeki yang berlimpah ya. Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi kepada kalian semua tentang seorang ayah yang bekerja keras menghidupi keluarga dengan susah payah. Siapa yang tidak ingin menjadi ayah yang baik? Tentunya kita semua tidak ingin jadi ayah yang gagal bukan? Bahkan para bujangan pun pastinya juga punya cita cita yang mulia juga seperti ini. Inilah sebuah kisah dari seorang ayah yang bekerja siang malam demi menghidupi anak istrinya agar bisa bahagia.
Baca Juga : 
Kisah Saya Saat Masa Sekolah

Diawali dari keluarga yang kurang mampu, pria ini bekerja sebagai operator komputer di salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konsultan teknik. Saat itu sedang hangat hangatnya berita tentang tsunami di Aceh dan Nias. Dia diajak kerja oleh temannya yang kebetulan juga bekerja sebagai operator komputer juga sejak dua tahun sebelumnya. Bermodalkan kemampuan mengetik yang masih dasar, pria inipun menerima ajakan temannya tersebut. Awal gajian di kantor saat itu masih 650 ribu. Namun karena saat itu masih tahun 2004, jadi nilai segitu sudah terbilang lumayan bagi pemula.

Awal awal bekerja pria ini cukup kesulitan karena masih banyak program ms. office masih kurang mumpuni. Seiring berjalannya waktu, pria ini semakin bagus pekerjaannya. Gaji juga sudah mulai naik dan unurpun semakin bertambah. Maka tak heran orang tua juga mulai mendesak pria ini untuk segera menikah. Namun karena belum ada calon yang pas, maka rencana memiliki pasangan pun selalu kandas di tengah jalan. Pria ini sempat beberapa kali berpacaran, mulai dari teman sekantor, teman kuliah, teman satu kursus, seorang pembantu sampai dengan teman sekampung dan pacarannya jarak jauh.

Namun semua usaha inipun gagal menemui titik akhir yang bahagia. Tapi si pria inipun tidak menyerah begitu saja. Ia terus berusaha tanpa. Mengenal lelah dan tidak putus asa. Pada suatu hari ketika ia sedang main ke rumah temannya yang tinggal di daerah Bintaro, dia mendapat SMS. Saat itu kondisi sudah cukup malam yaitu sekitar pukul delapan atau sembilan. Pas pria teraebut lihat SMS tersebut, nomor pengirim tidak tertera di HP saya alias nomor tidak dikenal. Namun saat itu pria ini juga penasaran ingin tahu siapa sih yang mengirimkan. Dibacakan pesan SMS tadi, isinya tentang kabar tentang pria ini bagaimana.

Dia pun membalas SMS tersebut dengan jawaban baik, namun sekaligus bertanya tentang siapa si pengitim. Dijawblah bahwa dia adalah teman satu kelas pria tersebut sewaktu kuliah dulu. Si pria inipun terkaget kaget kenapa kok bisa dia tahu nomer handphonenya. Usut punya usut ternyata nomer HP pri tadi didapat dari teman kuliahnya juga yang tinggal di Mampang. Hubungan kamipun berlanjut sampai akhirnya kedua orang inipun memutuskan untuk menikah. Disinilah awal perjuangan kedua pasangan inipun dimulai. Setelah resmi menikah sang pria inipun mengajak sang istri untuk ngontrak sendiri di Citayam. Namun waktu tinggal di Citayam terbilang sangat singkat karena hanya bertahan cuma 3,5 bulan saja.

Kejadian pindah ini disebabkan saran dari kedua orang tua pasangan ini. Sebab saat di Citayam sang suami alias si pria merasa terpukul saat melihat keguguran anaknya yang pertama. Akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan rumah kontrakan tersebut untuk menuju ke Kebagusan. Saat sebelum keguguran sang istri masih bekerja di salah satu mall besar di Depok. Sehingga penghasilan kedua orang ini terbilang lumayan. Namun apa hendak dikata, begitu keguguran maka sang suami mengatakan pada istrinya juga nanti suatu hari terbukti hamil lagi, si pria menyuruh istrinya untuk berhenti bekerja dan fokus pada kehamilan.

Akhirnya anak kedua pun lahir dengan cara Cesar. Sang jabang bayi lahir dengan bobot 3,8 kg. Kondisinya cukup sangat sehat. Saat itu si pria ini menghabiskan dana sekitar delapan juta untuk operasi Cesar istrinya dan itu sudah termasuk dengan obat. Setelah memiliki anak inilah sang ayah dituntut untuk lebih bekerja keras lagi agar bisa menghidupi kedua orang yang menjadi tanggungannya tersebut. Untuk mencari tambahan sang ayah berjualan pulsa di kantirnya. Walaupun hasilnya sangat minim namun usaha ini berjalan sampai dengan lima bulanan. Ini terpaksa dia lakukan karena gaji di tempat dia bekerja memang sangat minim.

Dan kebetulan sang ayah memang memiliki hutang sana sini yang harus dibayarkan dengan segera. Tapi berhubung keuntungannya tidak seberapa dan usaha ini membutuhkan modal yang cukup besar maka dia memutuskan untuk berhenti. Akhirnya yang terjadi adalah gali lubang tutup lubang untuk mencukupi kebutuhan sehari hari. Makin lama makin bertambah lah hutang sang ayah sampai sampai dia merasa capek dan lelah menanggung semua hutang hutangnya. Namun syukur sang istri terus memberikan semangat untuknya agar tetap kuat dalam menjalani hidup ini. Namun dari semua masalah hidupnya tersebut sang suami terus menguatkan dirinya agar menjadi orang yang baik. Dia tetap usaha sana sini yang penting bisa mencukupi keluarga.

Dan yang lebih penting lagi usahanya tersebut tetap halal. Dia terus mencari cara bagaimana mendapatkan uang tanpa kenal lelah. Sahabatku sekalian, memang artikel ini jelek sekali. Bahkan bagi penulis sendiri menyadari artikel ini memang bukan artikel yang layak diperhitungkan. Tapi setidaknya inilah hasil karya yang ditulis dengan hati. Tidak mengharapkan pujian atau apapun juga. Hanya untuk berbagi pengalaman. Dan sekaligus memberitahu bahwa setiap orang mempunyai kisahnya sendiri sendiri.



Kategori

Kategori