Pengalaman Mengurus Akte Kelahiran Anak

Assalamu’alaikum wr.wb. Halo sahabat, apa kabar kalian semua, tentunya baik-baik saja bukan. Oke pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan berbagi kepada kalian tentang Pengalaman Mengurus Akte Kelahiran Anak. Pengalaman yang akan saya bagikan ini adalah pengalaman saat saya mengurus akte kelahiran anak saya di Jakarta. Siapa bilang mengurus akte kelahiran itu ribet? Buktinya saya ga ribut tuh. Tidak percaya? Oke deh, saya akan ceritakan pada kalian ya biar kalian percaya. Pertama-tama sebelum mengurus akte kelahiran, maka yang diurus terlebih dahulu adalah kartu keluarga. Sebab kartu keluarga yang sudah dimasukkan nama anak saya terbaru akan dijadikan dasar untuk mengajukan akte kelahiran.


Baca Juga :
Pengalaman Jadi Pengiring Pengantin Adat Jawa
Kisah hidup saya menjadi anak kost

Yang saya siapkan saat itu adalah surat keterangan lahir anak yang dikeluarkan oleh pihak rumah sakit. Kartu keluarga terbaru. Dan jangan lupa untuk memeriksa surat keterangan lahir tadi secara seksama. Lihat nama, hari dan tanggal lahir, dokter yang memeriksa beserta tanda tangannya, dan juga salah satu yang paling penting adalah memeriksa stempel rumah sakit serta pastikan bahwa stempelnya jelas sehingga terang saat di fotocopy. Sebab dalam kasus saya, surat keterangan lahir anak saya stempelnya tidak jelas dan tanda tangan yang di surat keterangan lahir cuma seorang bidan bukan dokter yang menangani. Namun saat itu saya tidak tinggal diam, saya langsung bertindak cepat untuk memecahkan masalah tersebut.

Berhubung istri saya lahirannya di Boyolali Jawa Tengah, maka saya harus memaketkan surat keterangan lahir tadi lewat jasa titipan kilat. Di dalam paket titipan tadi saya selipkan surat dari saya pribadi untuk pihak rumah sakit yang isinya permintaan untuk pembuatan ulang surat keterangan lahir dan agar mengganti nama bidan dengan dokter yang menangani serta memperjelas stempel supaya saat di fotocopy tanda stempelnya tidak hilang. Karena titipan kilat tersebut saya tujukan ke rumah mertua, maka yang berangkat mengurus surat tadi adalah adik ipar saya. Setelah berhasil diurus dengan sukses maka dua hari keesokan harinya adik ipar saya mengirim balik ke saya surat tersebut melalui titipan kilat juga.

Sesampainya di tangan saya maka saya segera melanjutkan tindakan berikutnya yaitu foto copy berkas seperti kartu keluarga, ktp ayah, ktp ibu, surat nikah, surat keterangan lahir dari rumah sakit. Kemudian saya kumpulkan menjadi satu untuk saya serahkan kepada ketua RT setempat. Pak RT kemudian mengeluarkan sebuah surat keterangan yang bertuliskan bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini ... dan seterusnya mengajukan permohonan untuk pembuatan akte kelahiran anak. Setelah surat jadi ditanda tangan dan distempel oleh RT maka sayapun pamit pulang dan mengucapkan terima kasih sembari memberi amplop kecil sebagai ucapan terima kasih.

Selepas itu saya pulang ke rumah sebentar kamudian mempersiapkan berkas berikutnya yang isinya sama persis seperti berkas yang pertama tadi namun saya tambahkan lagi surat keterangan RT di bagian paling atas dan saya jepit jadi satu. Sayapun lantas mengambil motor dan bergegas menuju ke rumah pak RW. Kebetulan rumah pak RW cukup jauh sehingga saya harus mengendarai sepeda motor untuk sampai kesana. Sesampainya di rumah pak RW ternyata pak RWnya tidak ada ditempat. Namun jangan kawatir, ternyata di rumah pak RW sudah menyediakan stempel tanda tangan. Akhirnya yang membantu saya di sana anak pak RW sendiri. Setelah selesai sayapun kembali berterima kasih dan menyarakan amplop kepada pak RW sebagai ucapan terima kasih.

Sekarang dokumen sudah lengkap dan siap dibawa ke kelurahan. Namun sebelum berangkat saya kembali menata ulang berkas saya dan mengecek ulang apakah ada yang kurang. Satu persatu saya cek dengan seksama mulai dari KTP Saya, KTP Istri, Kartu Keluarga, Buku Nikah, Surat Keterangan Lahir dari Rumah Sakit, KTP Kedua Orang Tua Saya (sebagai saksi), dan Surat Pengantar RT/RW. Semua berkas yang saya bawa tadi juga sudah saya siapkan semua aslinya untuk sekedar berjaga-jaga jikalau nanti petugas keluarhan menanyakan aslinya. Setelah itu saya sarapan dulu dirumah supaya saya kuat...hehehe. Saya kemudian berpakaian rapi dan meluncur ke ‘’TKP’’ dengan segera.

Namun sebelum sampai di Kantor Kelurahan, saya mampir terlebih dahulu ke Tempat Fotocopy untuk menggandakan dokumen – dokumen tadi menjadi 3 rangkap. Tak lama kemudian sampailah saya di kantor kelurahan lalu sayapun mengambil nomor antrian yang disiapkan disamping pintu masuk ruangan bagian dalam. Saya lupa saat itu nomor antrian saya berapa tapi yang jelas saya masih menungguh dua atau tiga orang lagi untuk dipanggil. Saat dipanggil saya ditanya oleh petugas ‘’Ada yang bisa saya bantu pak?’’ tanya petugas, lalu saya jawab ‘’Ini, saya mau mengurus Akte Kelahiran Anak Saya Bu’’. Setelah jawaban saya tersebut petugaspun kemudian memeriksa map saya yang berisikan dokumen-dokumen saya tadi.

Sekitar lima menitan petugas memeriksa berkas saya, lalu kemudian dia menyuruh saya untuk kembali ke tempat duduk antrian dan jika suratnya sudah jadi saya akan dipanggil lagi. Sekitar setengah jam saya menunggu di kursi antrian tapi tidak dipanggil-panggil juga, ternyata pas saya perhatikan dan saya lihat, berkas map saya tersebut adalah antrian yang kesekian dari beberapa map yang ditumpuk di samping juru ketik kelurahan. Setelah bersabar sekian lama, sayapun dipanggil dan saya disodori satu lembar surat yang intinya merupakan surat keterangan dari kelurahan untuk mengurus akte kelahiran ke kecamatan. Sayapun pamit ijin dan berterima kasih kepada petugas, tapi kali ini saya tidak memberikan amplop, sebab di belakang petugas sudah ada spanduk besar bertuliaskan ‘’GRATIS’’ alias tanpa dipungut biaya.

Sayapun menuju ke kecamatan saat itu juga. Setelah sampai di kecamatan kembali saya harus mengambil nomor antrian. Tapi untuk di antrian kali ini saya bisa langsung dipanggil oleh petugas karena memang saat itu sedang sepi. Sayapun disuruh duduk menunggu petugas yang sedang membolak balik berkas saya. Kemudian saya diminta untuk mengelurkan KTP saya untuk difotocopy petugas. Sambil menyodorkan kerta petugas juga meminta kepada saya untuk menandatangani semacam surat pernyataan seperti tanda terima. Surat itu kemudian disobek dan hasil sobekan yang bawah diserahkan kepada saya sambil mengatakan kepada saya bahwa nanti saya disuruh kembali lagi satu bulan lagi. Lembaran sobekan kertas tadi merupakan semacam tanda atau kartu untuk mengambil akte nanti.

Nah, sahabatku sekalian, demikianlah artikel ini saya buat dengan judul Pengalaman Mengurus Akte Kelahiran Anak. Semoga informasi yang saya sajikan ini bermanfaat untuk anda yang ingin mengurus Akte Kelahiran sendiri ke kelurahan. Terima kasih dan wassalamu’alaikum wr.wb.

Pengalaman Jadi Pengiring Pengantin Adat Jawa

Assalamu'alaikum wr.wb. Halo sahabat sekalian. Pada kesempatan ini saya akan membahas tentang pengalaman saya menjadi pengiring pengantin adat Jawa. Pengalaman saya ini saya peroleh ketika adik saya menikah. Kebetulan karena keluarga saya dan keluarga besan sama sama dari Jawa, maka sesuai kesepakatan bersama kedua keluarga besar berencana mengadakan resepsi pernikahan dengan menggunakan adat Jawa. Tempat resepsi pernikahan ini dilaksanakan di rumah mempelai wanita yang lokasinya tidak jauh dari obyek wisata budaya betawi di Jakarta yaitu Setu Babakan. Walaupun terkesan berlebihan di mata keluarga saya, tapi akhirnya keluarga saya ikut saya dan segala urusan diserahkan kepada pihak perempuan sebagai tuan rumah.

Baca Juga :
Kisah hidup saya menjadi anak kost
Pengalaman Pribadi Menjadi Operator Fotocopy

Persiapan matang pun semakin ditingkatkan menjelang pelaksanaan pernikahan dimulai. Keluarga besan juga meminta bantuan kepada para tetangga untuk suksesnya acara tersebut. Salah satu tokoh pemuda juga dilibatkan untuk mengatur jadwal kegiatan selama resepsi berlangsung. Mulai dari sambutan tuan rumah terhadap rombongan pengantin, acara inti hingga kepulangan orang tua mempelai pria kembali ke dalam mobil. Kebetulan saat itu karena saya adalah kakak kandung satu satunya dari pihak mempelai pria, maka saya diminta untuk menjadi pengiring pria sampai dengan naik ke pelaminan. Sayapun mengiyakan karena sebagai kakak belum jarang sekali membantu adik saya sehingga inilah kesempatan saya untuk menyenangkan hatinya. Pihak besar menunjuk saya dan juga om saya alias adik ipar bapak.

Karena segala sesuatunya sudah dihandle oleh pihak besan, maka kami sebagai pihak laki-laki ikut saja. Selain itu adik saya juga minta tolong agar saya menyediakan mobil yang akan digunakan oleh pengantin pria menuju ke lokasi pernikahan. Untuk menghemat pengeluaran, sayapun menghubungi pihak kantor yang dalam hal ini diwakili oleh manajer saya di kantor untuk meminjam mobilnya. Alhamdulillah beliau mengizinkan saya memakai kendaraanya tanpa saya harus membayar sepeserpun. Hari yang dinanti-nantipun datang, dan saya segera menuju ke rumah orang tua untuk mengecek kesiapan di rumah seperti apa. Kebetulan pagi itu saya berangkat dari rumah saya yang berada di Cileungsi Bogor setelah Subuh.

Sementara itu mobil kantor yang saya pinjam sehari sebelumnya saya titipkan ke Barbershop teman bapak. Pagi itu jam sudah menunjukkan pukul 07.00 wib, sementara para tetangga kiri kanan sudah berdatangan ke rumah untuk bersiap-siap ikut rombongan pengantin ke tempat pernikahan di Setu Babakan. Setelah segalanya siap, pukul 07.45 WIB kamipun berduyun-duyun berjalan menyusuri gang untuk menuju ke jalan utama sebab disanalah mobil pengantin dan iring iringan sudah siap. Pada waktu itu mobil pengantin diisi oleh 5 orang yaitu saya, bapak, ibu, pengantin, tante, dan istri teman adik saya. Sementara rombongan yang lainnya berada di belakang.

Sebagian naik mobil teman bapak, sedangkan sebagian lagi naik mobil angkutan umum yaitu M17. Alhamdulillah selama perjalanan diberikan kelancaran sampai kami tiba di lokasi acara akad nikah dan resepsi. Iring-iringan mobilpun diarahkan ke parkiran bawah yang lokasinya persih di jalan samping danau Setu Babakan. Setelah saya memarkirkan mobil dan menguncinya, sayapun berjalan menuju rumah tempat resepsi diadakan, ternyata di depan pintu selamat datang saya sudah ditunggu oleh om saya yang sudah mengenakan pakaian adat jawa lengkap dengan blangkon di kepalanya. Suami dari adik bapak saya ini segera berbisik pada saya agar langsung menuju ke rumah pengantin sebab sudah ditunggu oleh penata rias untuk merias saya menjadi pengiring pengantin.

Selesai didandani oleh perias saya langsung disuruh bersiap-siap untuk menyambut kedatangan besan dari pihak laki-laki yang akan start persih pas pintu masuk tenda. Begitu sampai di tengah tengah perjalanan, maka pihak besan pria diwakili oleh ustads di dekat rumah orang tua saya memberikan sambutan untuk meminta izin kepada tuan rumah dan sekaligus mengutarakan tujuan kedatangan rombongan pengantin pria ke rumah pengantin wanita. Kemudian giliran perwakilan dari pihak pengantin wanita yang memberikan sambutan yang mana diwakili oleh adik kandung dari besan wanita itu sendiri. Intinya kata sambutan dari pihak wanita menerima dengan senang hati kedatangan dari keluarga pengantin pria. Setelah itu pengantin pria diminta berjalan menuju ke pengantin wanita dan langsung disejajarkan bersebelahan dengan pengantin wanita.

Dengan membawa selendang, bapak dari pengantin wanita mengikat kedua mempelai dan menaruhkan berdiri persis di belakang bapak pengantin wanita untuk menuju ke pelaminan. Akan tetapi di tengah jalan pengantin pria diminta untuk menginjak telor sampai pecah dan kemudian sang pengantin wanita membersihkannya dengan menggunakan nampan yang diisi dengan air. Selama berjalan menuju pelaminan saya dan rombongan pengiring lainnya mengikuti dari belakang sampai dua orang pengantin ini naik ke atas panggung. Walaupun kelihatannya singkat, namun dalam prakteknya ritual ini memakan waktu yang cukup lama dan dari satu step ke step yang lain jarak waktunya juga lama.

Akhirnya setelah kedua belah mempelai naik ke pelaminan, maka ada acara-acara selanjutnya yang dipandu oleh seorang MC untuk memberi tahu tahapan-tahapannya. Seperti acara suap-suapan, sungkem dengan kedua orang tua dan lain sebagainya. Sementara itu saya hanya berada di bawah dan menonton saja. Para undangan kemudian dipersilahkan untuk makan dan menyantap hidangan yang disediakan oleh pihak tuan rumah. Saya juga tidak melewatkan waktu makan ini dengan ikut membaur dan makan juga. Namun setelah itu saya masih mengenakan pakaian adat jawa dan kembali berdiri untuk menyambut para undangan yang berdatangan. Menjelang waktu Ashar, orang tua saya turun dari pelaminan dan menuju ruang ganti.

Saya tidak berani mengenur karena masih banyak orang. Tak berselang berapa lama handphone saya berbunyi dan ternyata Ibu saya menelepon dan mengajak saya untuk pulang. Bergegaslah saya menuju ruang ganti untuk mengambil pakaian lalu saya lanjutkan menuju ke Kamar mandi untuk ganti pakaian. Setelah rapi semua, kamipun pamit kepada keluarga besan dan mengucapkan banyak terima kasih atas sambutan dan jamuannya. Namun begitu Ibu saya masih terlihat agak gundah karena melihat adik saya sendirian di panggung tanpa ditemani atau tanpa saudara yang masih ada di acara resepsi. Namun begitu kamipun tetap harus pulang karena dirumah juga banyak tamu yang berdatangan. Setelah kami pamitan, ternyata pihak mertua adik saya ini membawakan kami oleh-oleh berupa kue-kue dan buah-buahan untuk dibawa pulang.

Nah, itulah tadi kisah saya tentang Pengalaman Jadi Pengiring Pengantin Adat Jawa. Artikel ini saya buat hanya untuk sekedar berbagi pengalaman saja. Terima kasih telah meluangkan waktunya untuk membaca artikel yang jelek ini. Akhir kata Wassalamu’alaikum wr.wb.

5 Alasan Kenapa Kita Harus Semangat Bekerja

Assalamualaikum wr.wb. Halo sahabatku sekalian! Apa kabar kalian hari ini? Semoga kalian tetap sehat-sehat saja dan senantiasa dilindungi oleh Allah SWT. Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan artikel kepada kalian tentang 5 Alasan Kenapa Kita Harus Semangat Bekerja.

Berikut ini alasan-alasan tersebut menurut versi saya : 

1. Bekerja Adalah Ibadah

Jika berbicara soal ibadah maka kebanyakan orang akan berfikir bahwa ibadah itu adalah shalat, puasa, haji, zakat, shodaqoh, membaca Al-Quran dan lain sebagainya. Semua hal tadi memang ibadah, tapi sebenarnya itu hanya sebagian kecil dari sekian banyak ibadah yang ada. Masih banyak ibadah ibadah lainnya yang belum kita ketahui. Bekerja juga termasuk ke dalam ibadah. Karena bekerja adalah ibadah, maka otomatis orang yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala.

Baca Juga :
7 Cara Menambah Penghasilan Di Luar Kantor 

2. Bekerja Akan Membuat Otak Kita Jadi Sehat Dan Bertambah Pintar

Aktivitas di dalam pekerjaan itu tak jarang akan membuat orang yang bersangkutan menjadi lebih sehat dan bertambah pintar. Hal ini tidaklah mengherankan mengingat dengan melakukan aktivitas pekerjaan maka seseorang terbiasa berfikir dan selalu mencari solusi terbaik pada setiap masalah yang dihadapi.

3. Bekerja Bisa Menghilangkan Stress

Saya kadang heran dengan orang orang pemalas yang hobinya cuma nongkrong melulu, bergadang tiap malam, bangun siang bahkan ada yang sampai sore, dan itu itu saja kegiatan mereka tiap hari, apa hidup mereka ini tidak stress ya? Saya rasa tingkat stress orang ini sangat tinggi. Untuk menghilangkannya, jalan satu satunya ya dengan bekerja. Selain menurunkan tingkat stress dan menghilangkan rasa malas pada diri, maka dengan bekerja seorang bisa mendapatkan uang.

4. Menambah Kenalan dan Memperbanyak Teman

Orang yang bekerja itu pasti berinteraksi dengan orang lain di luar rumah. Mau tidak mau kita dituntut untuk bisa berkomunikasi dengan baik. Jika kita bisa menjaga komunikasi kita dengan baik dengan orang lain maka otomatis kita akan mudah dikenal oleh banyak orang. Otomatis kita akan memiliki banyak teman.

5. Kita Akan Dicintai Oleh Keluarga

Setiap usaha dan kerja keras kita pasti akan dinilai oleh keluarga kita. Jika kita mau bekerja keras pasti keluarga besar kita akan mencintai dan menghargai kita. Karena dengan begitu berarti kita menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab.

Demikianlah artikel saya kali ini tentang 5 Alasan Kenapa Kita Harus Semangat Bekerja. Kelima alasan ini bukanlah satu-satunya alasan. Masih banyak alasan-alasan lainnya yang mungkin bisa ditambahkan oleh teman-teman blogger yang lain. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk berkunjung ke blog saya.

Kategori

Kategori