Catatan Harianku Sabtu 18 Maret 2017

Assalamu’alaikum wahai temanku semua. Apa kabar kalin hari ini? Semoga tetap dalam keadaan sehat, banyak rejeki dan panjang umur ya, amin. Pada kesempatan kali ini tema yang saya angkat adalah Catatan Harianku Sabtu 18 Maret 2017. Baiklah tanpa berpanjang lebar saya akan mulai saja ya. Hari ini saya bangun jam 05.30 pagi. seperti biasa saat bangun saya bergegas menuju kamar mandi untuk berwudhu dan melaksanakan sholat subuh. Seusai sholat gantian istri saya sholat dan anak saya yang paling kecil menjadi tanggung jawab saya saat itu.



Kebetulan saat ini saya berada di rumah orang tua saya di Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan. Pagi ini orangtua saya memasak untuk cucunya masakan kesukaan saya yaitu soto ayam. Namun karena ibu saya masaknya agak siangan, jadi sarapan kedua anak saja saat itu adalah nasi dan telur goreng campur kecap. Istri saya yang menyuapi keduanya secara bergantian. Setelah menyuapi anak anak saya, istri kemudian melanjutkan untuk mandi sekaligus mencuci pakaian kami semua. Sekitar jam setengah 9 pagi, soto ayam bikinan ibu sayapun matang.

Saya tidak membuang-buang waktu, saat itu juga saya langsung mengambil nasi dan kuah soto untuk sarapan. Melihat saya makan dan mencium bau soto, anak saya yang pertama ikut makan dan meminta sendiri nasi soto dengna piring terpisah. Tak ketinggalan anak saya yang paling kecil menghampiri kakaknya untuk meminta makan. Diambillah sendok untuk aak saya yang kecil supaya ia bisa makan sendiri bersama dengna kakaknya. Seusai saya makan dan istri selesai mencuci, kamipun menunggu waktu jam 10 pagi. rencananya jam tersebut kami ingin pergi e RSCM di Cikini Jakarta Pusat.

Menjelang setengah 10 pagi, saya disuruh oleh istri untuk segera mandi dna bersiap-siap untuk berangkat besuk rang sakit. Yang sakit adalah tetangga saya sendiri yang berada disamping rumah dan tinggal di cileungsi. Setelah jam  menunjukkan pukul 10 pagi, kamipun berangkat menuju lokasi tujuan di Jakarta.  Saya dan istri menggunakan sepeda motor. Ketika saya keluar gang tempat tinggal orangtua saya, saya mampir terlebih dahulu ke tambal ban unsuk isi angin yang sebelah belakang. Setelah membayar dua ribu rupiah, sayapun melanjutkan perjalanan. Namun saat tiba di pom bensin Departmeen Pertanian, saya menisi premium dahulu sebesar 20.000 rupaih.

Selesai sudah mengisi bensin, kami melanjutkan perjalanan menuju Warung Buncit dan Mampang Prapatan. Kemudian saat itu saya melewati Kuningan dan Menteng. Namun saat saya memasuki Johar Baru, saya mulai kebingungan dan akhirnya saya bertanya ke salah seorang tukang sapu alias pasukan orange. Dia bilang kalau untuk ke RSCM masih lumayan jauh. Saya disarankan untuk berbelok ke kiri memutar di Tugu Tani. Namun karena memutar di tugu tani tidak boleh, akhirnya saya memutar di samping stasiun gambir dan tugu monas. Setelah memutar di tugu tani, saya akhirnya mengambil jalur lurus menuju ke Taman Ismail Marzuki. Istri saya menyarankan saya untuk bertanya kembali, dan akhirnya saya bertanya kepada salah seorang tukang ojek yang sedang beristirahat di trotoar.

Dia menyuruh saya agar berjalan lurus kedepan sampai menemukan Stasiun Cikini. Dari statiun tersebut akan ada jalan belok kiri dan sayapun harus belok kiri. Karena menurut petunjuk yang diberikan oleh Ojek Online tadi, dia menyarankan sebelum memasuki ke gerbang utama RSCM, ada sebuah jalan kekiri bernama jalan kimia. Saya disarankan masuk lewat sana agar lebih dekat. Setelah memasuki ruang parkir, maka saya kembali membaca sms, menurut sms yang diberikanoleh istri tetangga saya, disitu dituliskan bahwa lokasi kamar pasien yang bernama Pak “F” berada di Gedung A lantai 7 dan nomor kamar 712. Berhubung saya dan istri tiba di Gedung A jam 10.45 wib, saat saya tanya satpam, satpam bilang kalau saya harus menunggu 10 menit lagi untuk bisa besuk. Kamipun menunggu di sebelah ruang tunggu.

Istri saya saya ajak masuk ke ruang tunggu tidak mau karena sudah banyak orang di dalam ruangan tersebut. Namun akhirnya kami masuk ke kantin yang sudah dibuka. Kami membeli 2 minuman kotak dan meminumnya di dalam kantin tersebut karena memang sudah disedikan kursi disana. Setelah jam 11.00 wib kami langsung menuju ke lift penumpang untuk menuju ke kamar pasien. Saya saya datang diruangan pak “F” ternyata tidak ada yang menunggu. Sayapun ragu untuk membangunan Pak “F” karena dia sedang tidur. Saya mencoba menghubungi istrinya dan setelah menelepon sebanyak 5 kali, akhirnya telepon saya diangkat.

Istri tetangga saya tersebut menyarankan kepada saya dan istri untuk membangunkan suaminya, sebab baru saja suaminya menelepon dia, katanya. Akhirnya saya memberanikan diri untuk masuk, dan benar saja ternyata saat saya masuk, pak “F” sedang melek. Kamipun bersalaman dan banyak ngobrol tentang masalah penyakit dia dari a sampai z. Setelah sekitar 30 menit saya dan pak “F” ngobrol panjang lebar, saya dan istripun pamit dan mengucapkan semoga cepat sembuh kepada beliau. Tak lupa saya menyelipkan dibawah bantalnya uang. Walaupun pak “F” menolak tapi saya tidak abaikan dan langsung saya tinggal dan mengucapkan salam. Setelah menuju parkiran, saya bertanya pada istri masu makan apa, dan istri menjawab apa saja terserah kamu.

Yasudah, sayapun pulang dengan kecepatan lumayan agar cepat sampai ke rumah dan sebelumnya kami akan mampir ke rumah makan dahulu. Akhirnya tempat makan yang saya cari-cari ketemu juga. Yaitu di Pejaten Pasar Minggu, ada sebuah rumah makan bakso dan mie ayam bernama Bakso SKM Pejaten Sio Mandiri. Lokasinya tidak jauh dari Pejaten Village dan Universitas Nasional. Setelah selesai makan saya dan istripun pulang kerumah dengan kenyang dan perasaan puas. Karena ternyata bakso yang baru pertama kali dirasakan oleh istri saya tersebut kata dia memang enak. Istri saya suka karena rasanya yang kenyal dan menggunakan mie kriting. Sesampainya di rumah, ternyata kedua anak saya sudah menunggu.

Terutama bagi yang kecil yang dari tadi terus rewel karena mencari sang ibunda yang tidak ada. Istri sayapun menggendongnya sembari menyuapinya karena memang anak saya yang terakhir ini belum makan siang. Setelah sholat, anak saya yang kedua mengajak saya tidur dan akhrnya benar, kamipun tidur pulas berdua. Tidur sudah, makan sudah, maka istri mengajak saya untuk bersiap pulang ke Cileungsi. Istri saya juga langsung memandikan anak saya yang terakhir. Keetulan waktu itu jam sudah menunjukkan jam 3.15.

Setelah semuanya rapi, saya dan istri segera pamitan ke ibu saya untuk pulang ke Cileungsi tanpa ditemani oleh anak saya yang kedua karena meang ibu saya melarang anak saya yang kedua tersebut ikut dan akan diantarkannya sendiri seminggu lagi. Kamipun akhirnya berangkat sekitar jam 3.45 dan sampai di Cileungsi sekitar Jam 5.45 sore. Segera istri saya membereskan rumah dan mengepel lantai, stelah itu istri membeli 4 bungkus kopi dan 2 bungkus mie instant. Setelah menyelesaikan Sholat Magrib dan makan siang, kami pun istirahat untuk menghilangkan rasa capek dan lelah setelah 2 jam berada di jalanan.

Demikianlah artikel saya kali ini yang  diberi judul Catatan Harianku Sabtu 18 Maret 2017. Semoga artikel saya ini tidak membosankan bagi anda, karena memang saya masih  blogger pemula dan tergolong telat. Hehehe. Terima kasih telah berkunjung ke blog saya yang sederhana ini. Wassalamu’alaikum


Pengalaman Ditraktir Makan Di Rumah Makan Pak Tardja

Assalamu'alaikum. Bagaimana kabar kalian hari ini? Tentunya senantiasa baik-baik saja bukan. Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan sebuah artikel yang saya beri judul "Pengalaman Ditraktir Makan Di Rumah Makan Pak Tardja". Pengalaman ini terjadi pada tanggal 16 Maret 2017 yaitu pada hari Kamis siang. Yang mentraktir saya adalah bos perempuan saya yaitu Ibu "R" (identitas dirahasiakan). Beliau adalah kepala bagian keuangan di perusahaan kami di bilangan Jakarta Selatan. Acara traktiran ini terjadi saat jam istirahat makan siang. Kami pergi beramai-ramai dengan 10 teman lainnya. Kami semua berada dalam satu divisi yaitu divisi transportasi.


Baca Juga :
Menikmati Soto Sedap Boyolali Hj. Widodo
Bakso Rusuk Salad Solo Di Yogyakarta

Kami menggunakan dua unit kendaraan roda empat. Kendaraan pertama bermerek Toyota Avanza, sedangkan kendaraan kedua bermerk Daihatsu Terios. Satu lagi teman saya menggunakan kendaraan roda dua yaitu Suzuki Satria FU. Teman saya yang menghujam sepeda motor ini datang belakangan karena sedang tugas diluar. Sekitar jam 12 siang kami berangkat dari kantor kami di daerah Kebayoran baru. Tujuan kami makan siang kali ini adalah ke Rumah Makan Pak Tradja. Lokasinya tidak jauh dari pasar Mayestik. Tepatnya berada di Jakarta lauser Nomor 27. Rumah makan ini cukup dekat juga dengan Rumah Sakit Pusat Pertamina. Tempat makannya cukup ramai bahkan bisa dibilang sangat ramai karena beberapa kali saya lewat di rumah makan tersebut memang pembelinya kebanyakan orang-orang kantoran yang mencari makan siang.

Menu utama andalannya adalah sate kambing, SOP kambing, sate sapi dan SOP iga sapi. Setibanya di lokasi kamipun tidak membuang-buang waktu, dan segera memesan tempat. Begitu masuk ke lokasi memang pengunjung sudah sangat banyak, namun Alhamdulillah kami mendapatkan tempat di sana. Walaupun tempatnya sempit dan sederhana, tapi masih ada tempat yang bisa kami duduki sekitar 12 orang. Para ibu-ibu dan cewek-cewek memesan tempat duduk di meja tengah, sedangkan saya dan dua orang teman saya menempati meja sebelah pinggir. Saya sendiri waktu itu memesan SOP iga sapi, sedangkan dua orang teman saya memesan sate ayam. Sambil menunggu pesanan kami datang, saya ngobrol-ngobrol dengan teman. Tak berselang lama, teman saya yang menggunakan sepeda motor datang. Dia segera menemui Bu "R" yang sedang duduk bersama cewek-cewek yang lain. Namun sayang dia langsung pamit pulang dan tidak jadi makan.

Ternyata dia pulang bukan kerena ada urusan atau apa, tapi karena dia tidak kuat dengan aroma daging yang ada di lokasi rumah makan tersebut. Memang dia dari dulu paling anti dengan daging, khususnya daging kambing. Saat itu dia langsung mual dan pusing begitu masuk ke rumah makan pak Tardjo. Setelah menunggu selama 15 menitan akhirnya pesanan kamipun datang yaitu satu mangkok sop iga dan dua piring sate ayam. Ketiga menu tersebut ditambah dengan 3 piring nasi. Begitu saya mencoba memakan makanan saya, menurut saya dagingnya memang lumayan empuk, namun sayang, bau aroma dagingnya masih tajam. Sehingga wajar kalau teman saya tadi kabur duluan karena gak tahan dengan aromanya yang memang cukup kuat. Sebenarnya kalau bau amisnya hilang sih saya rasa bisa sangat enak tuh makanan.

Tapi apa boleh buat, pesanan sudah datang dan mau tidak mau saya harus menghabiskan ya. Selesai makan saya didatangi salah seorang teman cewek bernama Ibu "A" yang menyodorkan pada saya 4 tusuk sate kambing. Yah, namanya rejeki yasudah saya terima saja, walaupun sebenarnya sih saya masih sangat kenyang. Tak beberapa lama teman saya menanyakan pada saya apa saja yang saya makan, dan saya jawab bahwa saya pesan SOP iga dan 1 buah kerupuk walaupun tidak saya makan karena sudah melempem. Sayapun melangkah keluar rumah makan menghampiri teman-teman sayang sedang bersantai di luar. Sambil berfoto dengan teman, kamipun pulang kembali ke kantor. Nah, itulah tadi Pengalaman Ditraktir Makan Di Rumah Makan Pak Tardja". Terima kasih pada para pembaca sekalian karena telah Sudi berkunjung ke blog saya yang sangat sederhana ini. Wasalamu'alaikum.

Catatan Harianku Jumat Tanggal 17 Maret 2017

Assalamu'alaikum. Halo sahabat sekalian, apa kabar kalian hari ini? Saya doakan semoga kalian senantiasa baik baik saja ya. Amin Robbal alamin. Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan berbagi sebuah artikel dari Catatan Hari Jumat Tanggal 17 Maret 2017. Tanpa berpanjang lebar langsung saya ya. 

Di Hari itu saya bangun jam 6.30 pagi di kantor. Maklum, malam sebelumnya memang saya bergadang untuk menyelesaikan tugas-tugas kantor yang dibebankan pada saya. Dengan mata yang masih mengantuk dan badan yang masih lelah saya mempersiapkan peralatan untuk mandi dan baju ganti yang sejak hari Kamis sebelumnya sudah saya siapkan di dalam tas kerja.

Baca Juga :
Catatan Harian Saya Minggu 19 Maret 2017 
Catatan Harianku Sabtu 18 Maret 2017

Setelah keduanya siap, sayapun bergegas ke kamar mandi untuk menyelesaikan hajat dan membersihkan badan. Sekitar 15 menit saya berada di kamar mandi, sayapun keluar dan berjalan ke arah meja kerja saya. Sambil duduk, mejapun saya rapikan karena kebetulan OB kantor masuk kesiangan. 

Mendekati jam 8 perut rasanya perih dan lapar, untungnya masih ada bekal nasi kemarin yang belum saya makan. Pas saya cium baunya, ternyata nasinya tidak basi. Mulailah otak mikir untuk mencari lauknya, iseng-iseng saya datang ke pantri. Ada salah seorang teman yang bikin mi gelas disana. Kelihatannya sih enak banget, saya lihat pas waktu dia ngaduk tercium bau wangi dari bumbu mi yang bikin ngiler. 

Sayapun bertanya padanya, apakah mi masih ada? Dan ternyata dia bilang masih ada, terus saya bilang lagi bikinkan buat saya nanti dibayar 5 ribu. OB kantor inipun mengiyakan dan bilang pada saya untuk ambil gelas sendiri. Tak membuang -buang waktu saya langsung ambil gelas. Diseduhnta di dalam gelas sambil saya tunggu. 

Setelah jadi sayapun makan nasi dicampur dengan mi gelas. Lumayan juga habis makan perut pun jadi kenyang dan siap beraktivitas kerja seperti biasa. Pas jam 8 lewat 10 kok tiba-tiba saya mengantuk berat, mata seperti tidak bisa diajak kompromi lagi. Yah terpaksa deh saya pergi ke gudang kantor untuk memejamkan mata sejenak. 

Kebetulan di kantor saya ada kasur tingkat sebanyak 3 unit yang diperuntukkan bagi OB maupun sopir kantor yang menginap. Tidak terasa saya akhirnya ketiduran hingga jam 9. Setelah bangun, saya langsung cuci muka di kamar mandi supaya muka segar kembali dan tidak kelihatan kalau habis tidur. 

Maklum biar gak ketahuan jeleknya, kan malu kalau dicap sebagai karyawan teladan, walaupun memang sebenarnya saya kurang tidur karena semalaman bergadang mengerjakan pekerjaan kantor. Sambil menahan rasa kantuk, saya tetap memaksakan diri untuk bekerja hingga menjelang dhuhur tiba. 

Setelah shalat dan selesai makan saya meneruskan pekerjaan hingga jam lima sore. Ketika saya hendak pulang, di lantai dasar ada suara ramai dan bersorak Sorai. Ternyata suara itu adalah suara dari teman-teman yang sedang bermain tenis meja. Maklum Minggu depan ini ada acara pertandingan lomba dalam rangka meramaikan ulang tahun perusahaan. Selain olahraga tenis meja, ada pertandingan lainnya seperti catur, mewarnai dan gaple yang akan dipertandingkan.

Demikianlah artikel saya kali ini. Terima kasih atas kunjungan anda. Wassalamu'alaikum

Kategori

Kategori