Bertahan untuk melindungi diri telah menjadi fitrah manusia dari Sang Pencipta. Reflek terhadap setiap aksi yang membahayakan atau sesuatu yang membahayakan diri menjadi sebuah reaksi perlindungan diri. Kini seni mengolah diri untuk olahraga dan perlindungan diri telah berkembang dari masa ke masa. Hal inilah yang kemudian dikembangkan oleh Ahmad Drajat menjadikan reflek alam bagi manusia sebagai bekal melindungi diri dari kejahatan yang sering menimpanya.
wikipedia.org
Seni bela diri Tarung Derajat lahir dari pengalaman hidup sang guru besar Ahmad Drajat atau yang biasa disapa dengan Aa Boxer. Kerasnya perjalanan hidup yang harus dilalui semasa muda membuat dia terinspirasi untuk membuat sebuah metode pelatihan untuk melindungi diri. Tak ada metode latihan khusus dari seni bela diri Tarung Derajat. Setiap metode pelatihan yang dilakukan hanyalah memaksimalkan fungsi organ tubuh yagn telah dikarunia Sang Mahakuasa kepada kita.
Baca Juga :
Seni Bali Begitu Mempesona, Luar Biasa dan Sudah Diakui Dunia
Menguak Tabir Kedigjayaan Gunung Tambora
Tak ada latihan pernapasan, apalagi latihan tenaga dalam yang biasanya menjadi salah satu dasar dari sebuah seni bela diri. Semua yang mereka lakukan hanyalah memaksimalkan fungsi organ tubuh seperti otot, otak dan nurani. Dimana otot dilatih sebagai alat gerak, otak dilatih sebagai alat berfikir, dan nurani dilatih sebagai alat penyeimbang. Dalam pelatihan Tarung Derajat para petarung biasanya dilatih berdasarkan usia dan kemampuan yang telah dimilikinya. Yaitu para petarung pemula dan tingkat lanjut yang berusia 6 sampai dengan 12 tahun hingga para pemula dan tingkat lanjut pada usia 13 sampai dengan 16 tahun dan seterusnya.
Biasanya dalam melatih anak-anak usia yang dibawah usia 12 tahun, sang guru muda yang merupakan anak dari Aa Boxer membuat suasana latihan lebih ceria dibandingkan dengan melatih petarung di usia selanjutnya. Setiap latihan seni bela diri Tarung Derajat dilakukan berdasarkan kurikulum yang telah disusun secara sistematik. Biasanya untuk seorang petarung pemula akan dilatih semua sikap dan gerakan dasar dari beladiri Tarung Derajat.
Setelah memasuki tingkatan berikutnya barulah para petarung kemudian dilatih sesuai tingkatan yang ada dalam seni bela diri ini hingga mencapai jurus wajib gada dua. Kekuatan dan kemampuan yang dimiliki para petarung Tarung Derajat terkadang menghadirkan sebuah pertanyaan bagi siapa saja yang melihatnya. Dari mana mereka mendapatkan kekuatan tersebut tanpa tenaga dalam. Otot, otak serta nurani yang dilatih pada seni bela diri Tarung Derajat dengan disiplin ternyata menjadi kunci utama kekuatan yang mereka miliki. Hasil yang didapatkanpun sangat maksimal, yaitu gerakan reflek serta daya tahan yang bagus.
Secara umum tubuh manusia merupakan keseluruhan struktur fisik yang terdiri dari kepala hingga kaki yang setiap gerakannya diatur oleh otak. Otak biasanya mengumpulkan informasi yang diterima dari mata, telinga dan seluruh anggota tubuh yang kemudian menyimpulkannya menjadi sebuah ingatan. Hal inilah yang akhirnya menjadi dasar kemampuan para petarung bela diri Tarung Derajat dalam memiliki sebuah refleksitas dan kemampuan tertentu.
Kekuatan fisik dan otot para peTarung Derajat yang ditempa secara terus menerus juga dilakukan agar para petarung dapat menahan segala serangan yang diterimanya dalam sebuah pertarungan. Setiap latihan yang dilakukan petarung sejak pelatihan dasar hingga hingga latihan gada memiliki tujuan memaksimalkan daya tahan otot, kekuatan serta kelenturan para petarung. Namun sayangnya belum ada batasan tertentu yang diterapkan bagi para peTarung Derajat ini. Mereka hanya menggunakan batas kemampuan diri dalam berlatih.
Kekuatan dan daya tahan otot biasanya dibedakan berdasarkan usia dan jenis kelamin. Dimana kekuatan otot wanita hanya mencapai 2/3 dari kekuatan otot laki-laki. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Profesor Purba, seorang ahli yang mempelajari mengenai fungsi, mekanisme serta cara kerja dari organ manusia menemukan bahwa daya tahan otot dapat mencapai kekuatan maksimal bila dilatih dengan catatan dan waktu tertentu. Hal tersebut dapat dilihat dari daya tahan otot lengan dan bahu pria yang dapat mencapai kekuatan maksimal saat dilatih dengan pullup atau mengangkat badan dengan tiang pada angka lebih dari 88 repetisi maksimal atau pengulangan dari suatu gerakan memancangnya otot sampai kembali memendeknya otot.
Untuk melatih otot perut, para petarung pria dapat melakukan gerakan sit up atau gerakan mengangkat bagian kepala mendekati dengkul dalam keadaan tidur terlentang di lantai hingga mencapai angka lebih dari 88. Sedangkan pada wanita, untuk melatih daya tahan otot perut akan mencapai kekuatan maksimal bila mereka melatih sit up lebih dari 56 repetisi maksimal. Prinsip seni beladiri Tarung Derajat dengan menyerang, menyerang dan menyerang tanpa mengenal kata mundur menjadi salah satu alasan Polisi Republik Indonesia memilih seni bela diri ini menjadi dasar bela diri mereka.
Citra mengenai kekuatan para peTarung Derajat kini telah menjadi bagian dari kebanggaan Indonesia. Setiap gerakan serta kemampuannya tak hanya menjadi milik sang guru Tarung Derajat, namun telah menjadi milik Indonesia yang perlahan menuju pentas nasional hingga dunia. Meski kini mereka cukup disegani, namun hal tersebut tak menghilangkan jati diri dan membuat mereka tinggi hati. Hal tersebut sesuai dengan moto yang mereka miliki ‘’Aku Ramah Bukan Berarti Takut, Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk’’.
Baca Juga :
Seni Bali Begitu Mempesona, Luar Biasa dan Sudah Diakui Dunia
Menguak Tabir Kedigjayaan Gunung Tambora
Tak ada latihan pernapasan, apalagi latihan tenaga dalam yang biasanya menjadi salah satu dasar dari sebuah seni bela diri. Semua yang mereka lakukan hanyalah memaksimalkan fungsi organ tubuh seperti otot, otak dan nurani. Dimana otot dilatih sebagai alat gerak, otak dilatih sebagai alat berfikir, dan nurani dilatih sebagai alat penyeimbang. Dalam pelatihan Tarung Derajat para petarung biasanya dilatih berdasarkan usia dan kemampuan yang telah dimilikinya. Yaitu para petarung pemula dan tingkat lanjut yang berusia 6 sampai dengan 12 tahun hingga para pemula dan tingkat lanjut pada usia 13 sampai dengan 16 tahun dan seterusnya.
Biasanya dalam melatih anak-anak usia yang dibawah usia 12 tahun, sang guru muda yang merupakan anak dari Aa Boxer membuat suasana latihan lebih ceria dibandingkan dengan melatih petarung di usia selanjutnya. Setiap latihan seni bela diri Tarung Derajat dilakukan berdasarkan kurikulum yang telah disusun secara sistematik. Biasanya untuk seorang petarung pemula akan dilatih semua sikap dan gerakan dasar dari beladiri Tarung Derajat.
Setelah memasuki tingkatan berikutnya barulah para petarung kemudian dilatih sesuai tingkatan yang ada dalam seni bela diri ini hingga mencapai jurus wajib gada dua. Kekuatan dan kemampuan yang dimiliki para petarung Tarung Derajat terkadang menghadirkan sebuah pertanyaan bagi siapa saja yang melihatnya. Dari mana mereka mendapatkan kekuatan tersebut tanpa tenaga dalam. Otot, otak serta nurani yang dilatih pada seni bela diri Tarung Derajat dengan disiplin ternyata menjadi kunci utama kekuatan yang mereka miliki. Hasil yang didapatkanpun sangat maksimal, yaitu gerakan reflek serta daya tahan yang bagus.
Secara umum tubuh manusia merupakan keseluruhan struktur fisik yang terdiri dari kepala hingga kaki yang setiap gerakannya diatur oleh otak. Otak biasanya mengumpulkan informasi yang diterima dari mata, telinga dan seluruh anggota tubuh yang kemudian menyimpulkannya menjadi sebuah ingatan. Hal inilah yang akhirnya menjadi dasar kemampuan para petarung bela diri Tarung Derajat dalam memiliki sebuah refleksitas dan kemampuan tertentu.
Kekuatan fisik dan otot para peTarung Derajat yang ditempa secara terus menerus juga dilakukan agar para petarung dapat menahan segala serangan yang diterimanya dalam sebuah pertarungan. Setiap latihan yang dilakukan petarung sejak pelatihan dasar hingga hingga latihan gada memiliki tujuan memaksimalkan daya tahan otot, kekuatan serta kelenturan para petarung. Namun sayangnya belum ada batasan tertentu yang diterapkan bagi para peTarung Derajat ini. Mereka hanya menggunakan batas kemampuan diri dalam berlatih.
Kekuatan dan daya tahan otot biasanya dibedakan berdasarkan usia dan jenis kelamin. Dimana kekuatan otot wanita hanya mencapai 2/3 dari kekuatan otot laki-laki. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Profesor Purba, seorang ahli yang mempelajari mengenai fungsi, mekanisme serta cara kerja dari organ manusia menemukan bahwa daya tahan otot dapat mencapai kekuatan maksimal bila dilatih dengan catatan dan waktu tertentu. Hal tersebut dapat dilihat dari daya tahan otot lengan dan bahu pria yang dapat mencapai kekuatan maksimal saat dilatih dengan pullup atau mengangkat badan dengan tiang pada angka lebih dari 88 repetisi maksimal atau pengulangan dari suatu gerakan memancangnya otot sampai kembali memendeknya otot.
Untuk melatih otot perut, para petarung pria dapat melakukan gerakan sit up atau gerakan mengangkat bagian kepala mendekati dengkul dalam keadaan tidur terlentang di lantai hingga mencapai angka lebih dari 88. Sedangkan pada wanita, untuk melatih daya tahan otot perut akan mencapai kekuatan maksimal bila mereka melatih sit up lebih dari 56 repetisi maksimal. Prinsip seni beladiri Tarung Derajat dengan menyerang, menyerang dan menyerang tanpa mengenal kata mundur menjadi salah satu alasan Polisi Republik Indonesia memilih seni bela diri ini menjadi dasar bela diri mereka.
Citra mengenai kekuatan para peTarung Derajat kini telah menjadi bagian dari kebanggaan Indonesia. Setiap gerakan serta kemampuannya tak hanya menjadi milik sang guru Tarung Derajat, namun telah menjadi milik Indonesia yang perlahan menuju pentas nasional hingga dunia. Meski kini mereka cukup disegani, namun hal tersebut tak menghilangkan jati diri dan membuat mereka tinggi hati. Hal tersebut sesuai dengan moto yang mereka miliki ‘’Aku Ramah Bukan Berarti Takut, Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk’’.
Sumber : Rahasia Zaman, Trans7
EmoticonEmoticon