Di awal abad 20 seorang peneliti morfologi Helbert Lehman berhasil membuka mata dunia tentang bentang lahan karst tropis yang unik di Asia Tenggara. Istimewanya itu merupakan formasi karst Gunung Sewu. Lebih uniknya lagi adalah ini merupakan gabungan dari tiga provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta. Saya merasa tertarik untuk menggali salah satu formasi karst ternama yaitu Gunung Kidul. Karena tidak mungkin ada rahasia alam yang sangat luar biasa tanpa sejarah peristiwa alam hebat di baliknya.
Image by : flickr.com
Karst, istilah yang diadopsi dari Slovenia ini mendeskribsikan tanah gersang yang berbatu. Sebuah kabupaten di timur Jogjakarta yang menyajikan wujud estetika panorama karst. Bagian dari hamparan kreasi alam klasik yang yang diusulkan menjadi warisan geologi unesco ini tidak semata-mata menonjolkan pesonanya, namun mampu menguak tabir rahasia alam dibaliknya. Kebetulan di Gunung Kidul dari mulai Jogja sampai dengan Pacitan, batuan dasarnya adalah batuan gunung api.
Baca Juga :
Menguak Tabir Kedigjayaan Gunung Tambora
Mengenal Kota Padang Dan Perkembangannya
Menurut penelitian gunung apinya tumbuhnya di dasar laut dangkal kemudian setelah gunung apinya mati, baru kemudian ditumbuhi oleh terumbu karang. Pada saat pertumbuhan terumbu itulah batu gamping mulai terendapkan. Setelah terendapkan maka batu gamping itu terangkat. Kenapa bisa terangkat? Karena posisi kita di Indonesia ini ditrabrak oleh lempeng India Australia yang ke utara. Nah, oleh karena tabrakan tadi maka dia terangkat menjadi daratan. Setelah menjadi daratan tadi maka pembentuan gua dan pembentukan karst itu mulai berjalan.
Keberadaan sejumlah gua mengidentifikasikan kawasan karst sekaligus menjadi bukti pengangkatan. Di gunung kidul kita dapat menemukan ratusan goa. Muka air tanah menjadi ciri lain dari proses pengangkatan. Namun selama perjalanan yang saya temui hanyalah hutan purba. Keberadaannya terbentuk oleh proses geologi ribuan tahun yang lalu. Proses amblesnya tanah beserta vegetasi yang terdapat di atasnya ke dasar bumi. Cahaya menerobos masuk hingga kedalaman 90 meter tepat dimana permukaan sungai dari kali suci sampai pantai barong berada.
Sayang dibalik pesonanya goa vertikal ini tidak mengindikasikan pengangkatan dasar laut. Lantas gua seperti apa yang menjadi indikator proses pengangkatan. Melanjutkan penelusuran ke goa horisontal di Desa Bejiharjo Kecamatan Karangmojo bernama Goa Baru. Sesuai namanya goa ini baru ditemukan pada 5 Desember 2013. Keringnya kondisi goa menyebabkan minimnya oksigen. Aliran Banyumoto di sekeliling Gua Pindul itu membuktikan adanya pengangkatan.
Meski ditemukan sejak 2010, berdasarkan kalkulator geologi, lokasi Goa Pindul yang berada 7 meter dibawah Goa Baru menandakan level dan usianya yang lebih muda. Berbeda dengan dua goa sebelumnya, sepanjang lorong Goa Pindul dialiri limpahan air bawah tanah. Disisi lain endapan mineral jutaan tahun berbaris bagaikan pilar raksasa menghiasi paras goa. Jika pelarutan batu gamping dibawah permukaan tanah menghasilkan goa dan sungai bawah tanah, lantas bagaimana kondisi tempat yang sulit larut atau bahkan tidak larus sama sekali.
Hamparan bukit karst inilah jawabannya, diantara 40.000 gugusan perbukitan Gunung Sewu, sebanyak 13.000 membentang di Gunung Kidul. Sehingga tidak heran jika secara kasat mata permukaan Gunung Kidul didominasi perbukitan. Namun jika ditelaah secara detail tampak cekungan yang memisahkan setiap bukit. Keberadaan cekungan inilah yang menjadi bukti hasil pelauran pada sisi permukaan. Bagaikan surga batu kapur, keberadaan bukit karst mampu menyejukkan setiap mata yang memandang. Tapi disisi lain bagi masyarakat lokal potensi alam ini justru dinilai sebagai lahan periuk nasi mereka. Inilah rangkaian penelusuran fenomena geologi Gunung Kidul, untaian keindahan dan percikan kisah dibaliknya membuka mata, menilik rahasia zaman.
Baca Juga :
Menguak Tabir Kedigjayaan Gunung Tambora
Mengenal Kota Padang Dan Perkembangannya
Menurut penelitian gunung apinya tumbuhnya di dasar laut dangkal kemudian setelah gunung apinya mati, baru kemudian ditumbuhi oleh terumbu karang. Pada saat pertumbuhan terumbu itulah batu gamping mulai terendapkan. Setelah terendapkan maka batu gamping itu terangkat. Kenapa bisa terangkat? Karena posisi kita di Indonesia ini ditrabrak oleh lempeng India Australia yang ke utara. Nah, oleh karena tabrakan tadi maka dia terangkat menjadi daratan. Setelah menjadi daratan tadi maka pembentuan gua dan pembentukan karst itu mulai berjalan.
Keberadaan sejumlah gua mengidentifikasikan kawasan karst sekaligus menjadi bukti pengangkatan. Di gunung kidul kita dapat menemukan ratusan goa. Muka air tanah menjadi ciri lain dari proses pengangkatan. Namun selama perjalanan yang saya temui hanyalah hutan purba. Keberadaannya terbentuk oleh proses geologi ribuan tahun yang lalu. Proses amblesnya tanah beserta vegetasi yang terdapat di atasnya ke dasar bumi. Cahaya menerobos masuk hingga kedalaman 90 meter tepat dimana permukaan sungai dari kali suci sampai pantai barong berada.
Sayang dibalik pesonanya goa vertikal ini tidak mengindikasikan pengangkatan dasar laut. Lantas gua seperti apa yang menjadi indikator proses pengangkatan. Melanjutkan penelusuran ke goa horisontal di Desa Bejiharjo Kecamatan Karangmojo bernama Goa Baru. Sesuai namanya goa ini baru ditemukan pada 5 Desember 2013. Keringnya kondisi goa menyebabkan minimnya oksigen. Aliran Banyumoto di sekeliling Gua Pindul itu membuktikan adanya pengangkatan.
Meski ditemukan sejak 2010, berdasarkan kalkulator geologi, lokasi Goa Pindul yang berada 7 meter dibawah Goa Baru menandakan level dan usianya yang lebih muda. Berbeda dengan dua goa sebelumnya, sepanjang lorong Goa Pindul dialiri limpahan air bawah tanah. Disisi lain endapan mineral jutaan tahun berbaris bagaikan pilar raksasa menghiasi paras goa. Jika pelarutan batu gamping dibawah permukaan tanah menghasilkan goa dan sungai bawah tanah, lantas bagaimana kondisi tempat yang sulit larut atau bahkan tidak larus sama sekali.
Hamparan bukit karst inilah jawabannya, diantara 40.000 gugusan perbukitan Gunung Sewu, sebanyak 13.000 membentang di Gunung Kidul. Sehingga tidak heran jika secara kasat mata permukaan Gunung Kidul didominasi perbukitan. Namun jika ditelaah secara detail tampak cekungan yang memisahkan setiap bukit. Keberadaan cekungan inilah yang menjadi bukti hasil pelauran pada sisi permukaan. Bagaikan surga batu kapur, keberadaan bukit karst mampu menyejukkan setiap mata yang memandang. Tapi disisi lain bagi masyarakat lokal potensi alam ini justru dinilai sebagai lahan periuk nasi mereka. Inilah rangkaian penelusuran fenomena geologi Gunung Kidul, untaian keindahan dan percikan kisah dibaliknya membuka mata, menilik rahasia zaman.
EmoticonEmoticon