Pasangan Suami Istri yang telah menunggu hadirnya momongan dalam tenggang waktu yang sangat lama tentu membuat mereka ingin mencari solusi terbaiknya. Alternatif solusi yang bisa ditempuh yaitu dengan teknologi dimana bisa membantu dalam melakukan reproduksi. Teknologi yang dimaksudkan disini, secara umum terdiri dari dua metode. Metode pertama dengan inseminasi dan metode kedua dengan istilah bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF).
Walaupun secara sekilas terkesan mirip, namun ternyata dua metode ini memiliki perbedaan yang cukup mendasar. Kalau sudah begini, metode apakah yang paling tepat? Inseminasi ataukah bayi tabung? Menurut Ivan Sini, Kepala Morula INF Indonesia menjelaskan bahwa secara garis besar prinsip inseminasi adalah proses mengambil sperma pihak suami, untuk diproses di laboratorium. Sperma ini akan dicuci dan dipilah-pilah mana yang kalitasnya lebih baik.
Baca Juga :
Tahukah Anda Kenapa Bayi Sering Rewel Saat Tidur?
Selanjutnya, sperma yang telah dipilah dan berkualitas tersebut dimasukkan ke liang vagina wanita dengan menggunakan alat khusus hingga membuahi sel telur si istri. Ivan melanjutkan, kalau bayi tabung pada prinsipnya yaitu pengambilan sperma sang suami dan pengambilan sel telur sang istri. Kedua bahan pokok ini kemudian diproses di dalam laboratorium. Seperti yang pertama, bahwa sperma dan sel telur akan dipilah-pilah kualitasnya, lalu setelah terseleksi maka langkah berikutnya disatukan secara in vitro.
Sesudah membentuk embrio, barulah nanti ditanamkan ke dalam rahim sang istri. “Prinsip yang berlainan tersebut akhirnya menghasilkan tingkat keberhasilan yang juga berbeda. Tingkat keberhasilan dari bayi tabung secara umum bisa dibilang cukup memuaskan” kata dokter spesialis kebidanan di Rumah Sakit Bunda ini. Ivan melanjutkan, bagi istri yang usianya masih dibawah 35 tahun, jika ingin menempuh inseminasi maka peluang keberhasilannya sekitar 10-15 persen saja.
Sedangkan jika mau menggunakan bayi tabung, maka tingkat keberhasilannya lebih baik yaitu 40-45 persen. Dilain sisi, bila dibandingkan dengan bayi tabung, maka biaya yang dikeluarkan untuk inseminasi secara umum jauh lebih murah. Untuk inseminasi biaya yang diperlukan sekitar Rp. 5 juta sampai Rp. 7 juta. Sedangkan bila menggunakan bayi tabung maka biayanya bisa mencapai angka puluhan juta rupiah.
Menurut salah seorang pasien bernama “Menus Sudibyo” yang memakai metode bayi tabung mengatakan, saat usia masih belum terlalu tua atau sekitaran 35 tahun dan fisik yang relatif seha, biasanya pertama-tama yang ditawarkan kepada pasien adalah inseminasi terlebih dahulu. Akan tetapi, jika usia ibu sudah mencapai 45 tahun atau bahkan lebih, dan ingin segera mempunyai momongan, mungkin dengan metode bayi tabung bisa menjadi pilihan yang tepat baginya.
Baca Juga :
Tahukah Anda Kenapa Bayi Sering Rewel Saat Tidur?
Selanjutnya, sperma yang telah dipilah dan berkualitas tersebut dimasukkan ke liang vagina wanita dengan menggunakan alat khusus hingga membuahi sel telur si istri. Ivan melanjutkan, kalau bayi tabung pada prinsipnya yaitu pengambilan sperma sang suami dan pengambilan sel telur sang istri. Kedua bahan pokok ini kemudian diproses di dalam laboratorium. Seperti yang pertama, bahwa sperma dan sel telur akan dipilah-pilah kualitasnya, lalu setelah terseleksi maka langkah berikutnya disatukan secara in vitro.
Sesudah membentuk embrio, barulah nanti ditanamkan ke dalam rahim sang istri. “Prinsip yang berlainan tersebut akhirnya menghasilkan tingkat keberhasilan yang juga berbeda. Tingkat keberhasilan dari bayi tabung secara umum bisa dibilang cukup memuaskan” kata dokter spesialis kebidanan di Rumah Sakit Bunda ini. Ivan melanjutkan, bagi istri yang usianya masih dibawah 35 tahun, jika ingin menempuh inseminasi maka peluang keberhasilannya sekitar 10-15 persen saja.
Sedangkan jika mau menggunakan bayi tabung, maka tingkat keberhasilannya lebih baik yaitu 40-45 persen. Dilain sisi, bila dibandingkan dengan bayi tabung, maka biaya yang dikeluarkan untuk inseminasi secara umum jauh lebih murah. Untuk inseminasi biaya yang diperlukan sekitar Rp. 5 juta sampai Rp. 7 juta. Sedangkan bila menggunakan bayi tabung maka biayanya bisa mencapai angka puluhan juta rupiah.
Menurut salah seorang pasien bernama “Menus Sudibyo” yang memakai metode bayi tabung mengatakan, saat usia masih belum terlalu tua atau sekitaran 35 tahun dan fisik yang relatif seha, biasanya pertama-tama yang ditawarkan kepada pasien adalah inseminasi terlebih dahulu. Akan tetapi, jika usia ibu sudah mencapai 45 tahun atau bahkan lebih, dan ingin segera mempunyai momongan, mungkin dengan metode bayi tabung bisa menjadi pilihan yang tepat baginya.
EmoticonEmoticon