Pasangan mana sih di dunia ini yang tidak ingin punya momongan? Tentunya semua ingin bukan? Namun, pada kenyataanya apakah semua pasangan tersebut bisa mendapatkan keturunan. Tidak sedikit dari mereka yang merasa kesulitan untuk mendapatkan buah hati. Beberapa kasus yang pernah ditangani oleh seorang dokter, kebanyakan dari pasien mengalami infertilitas atau ketidaksuburan.
Selain memberikan berbagai macam saran, kadang dokter juga langsung menyarankan kepada pasien untuk ikut dalam proses bayi tabung atau vitro fertilization (IVF). Sebelum memutuskan segala sesuatunya, anda tentu mau tahu tentang gambaran beberapa hal, dimulai dari prosedurnya, tingkat keberhasilannya serta resiko yang mungkin bisa ditimbulkan. Nah, berikut ini merupakan gambaran secara singkat IVF yang penting untuk anda ketahui.
1. Infertilitas wanita menyumbang 40% dari seluruh kasus sulitnya mendapatkan keturunan, sedangkan infertilitas pria menyumbang 30% dan 30% sisanya disebabkan oleh infertilitas kedua pasangan dan infertilitas yang tidak bisa diceritakan.
2. Pada awalnya IVF dikembangkan guna menolong wanita yang mempunyai masalah dengan saluran tuba mereka. Saat ini, IVF dipakai dengan lebih luas bagi bermacam masalah pada kesuburan.
3. Selama masa perawatan IVF, ovarium biasanya dirangsang menggunakan obat penyubur agar mampu mendorong produksi lebih dari satu sel telur pada satu waktu tertentu. Kemudian sel telur dikumpulkan dan dibuahi dengan sperma milik pasangan di laboratorium sebelum dilakuakn injeksi ke dalam rahim.
4. Keberhasilan IVF bergantung pada beberapa faktor, termasuk penyebab infertilitas, prosedur dan teknik yang dilakukan dan usia anda. Prosedur IVF rata-rata berhasil membuahkan kehamilan sebanyak 29,4% dari seluruh siklus (lebih rendah atau lebih tinggi tergantung kepada usia si wanita). Persentase siklus yang membuahkan kelahiran hidup adalah rata-rata 22,4% (lebih rendah atau lebih tinggi tergantung kepada usia si wanita).
5. Wanita yang usianya berada di bawah 35 tahun dan menjalani IVF, maka dia memiliki kesempatan mempunyai bayi sebanyak 39,6%. Sedangkan wanita yang usianya diatas 40 tahun sebanyak 11,5% saja.
6. Kemungkinan terjadi efek samping dari injeksi obat-obatan kesuburan mencakup : nyeri dan memar ringan pada tempat suntikan, mual-mual dan kadangkala muntah, adanya reaksi alergi yang bersifat sementara seperti kulit yang memerah ataupun gatal pada tempat suntikan, nyeri pada payudara dan keputihan, merasakan kelelahan dan perubahan suasana hati, sindrom hiperstimulasi ovarian (OHSS).
7. Gejala OHSS termasuk juga mual, kembung, ketidaknyaman ringan di sekitar ovarium. Umumnya, gejala akan hilan sendiri tanpa pengobatan dalam beberapa hari sesudah pengumpulan telur.
8. Pada beberapa kasus yang parah, OHSS bisa mengakibatkan sejumlah besar cairan yang terkumpul di dalam perut dan juga paru-paru, mengakibatkan pembesaran ovarium, dehidrasi, terasa sulit untuk bernafas dan sakit perut yang cukup parah. Jarang sekali (tidak lebih dari 1%) OHSS bisa mengakibatkan pembekuan darah dan gagal ginjal.
9. Resiko cacat lahir pada populasi umum sebesar 2% sampai 3% dan sedikit lebih tinggi pada pasien infertil. Resiko ini sebagian besar karena konsepsi yang mengalami penundaan dan penyebab infertilitas yang mendasari sebelumnya.
1. Infertilitas wanita menyumbang 40% dari seluruh kasus sulitnya mendapatkan keturunan, sedangkan infertilitas pria menyumbang 30% dan 30% sisanya disebabkan oleh infertilitas kedua pasangan dan infertilitas yang tidak bisa diceritakan.
2. Pada awalnya IVF dikembangkan guna menolong wanita yang mempunyai masalah dengan saluran tuba mereka. Saat ini, IVF dipakai dengan lebih luas bagi bermacam masalah pada kesuburan.
3. Selama masa perawatan IVF, ovarium biasanya dirangsang menggunakan obat penyubur agar mampu mendorong produksi lebih dari satu sel telur pada satu waktu tertentu. Kemudian sel telur dikumpulkan dan dibuahi dengan sperma milik pasangan di laboratorium sebelum dilakuakn injeksi ke dalam rahim.
4. Keberhasilan IVF bergantung pada beberapa faktor, termasuk penyebab infertilitas, prosedur dan teknik yang dilakukan dan usia anda. Prosedur IVF rata-rata berhasil membuahkan kehamilan sebanyak 29,4% dari seluruh siklus (lebih rendah atau lebih tinggi tergantung kepada usia si wanita). Persentase siklus yang membuahkan kelahiran hidup adalah rata-rata 22,4% (lebih rendah atau lebih tinggi tergantung kepada usia si wanita).
5. Wanita yang usianya berada di bawah 35 tahun dan menjalani IVF, maka dia memiliki kesempatan mempunyai bayi sebanyak 39,6%. Sedangkan wanita yang usianya diatas 40 tahun sebanyak 11,5% saja.
6. Kemungkinan terjadi efek samping dari injeksi obat-obatan kesuburan mencakup : nyeri dan memar ringan pada tempat suntikan, mual-mual dan kadangkala muntah, adanya reaksi alergi yang bersifat sementara seperti kulit yang memerah ataupun gatal pada tempat suntikan, nyeri pada payudara dan keputihan, merasakan kelelahan dan perubahan suasana hati, sindrom hiperstimulasi ovarian (OHSS).
7. Gejala OHSS termasuk juga mual, kembung, ketidaknyaman ringan di sekitar ovarium. Umumnya, gejala akan hilan sendiri tanpa pengobatan dalam beberapa hari sesudah pengumpulan telur.
8. Pada beberapa kasus yang parah, OHSS bisa mengakibatkan sejumlah besar cairan yang terkumpul di dalam perut dan juga paru-paru, mengakibatkan pembesaran ovarium, dehidrasi, terasa sulit untuk bernafas dan sakit perut yang cukup parah. Jarang sekali (tidak lebih dari 1%) OHSS bisa mengakibatkan pembekuan darah dan gagal ginjal.
9. Resiko cacat lahir pada populasi umum sebesar 2% sampai 3% dan sedikit lebih tinggi pada pasien infertil. Resiko ini sebagian besar karena konsepsi yang mengalami penundaan dan penyebab infertilitas yang mendasari sebelumnya.
EmoticonEmoticon