Assalamu'alaikum sahabat sekalian, bagaimana kabar kalian saat ini, semoga baik dan sehat selalu ya. Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin sedikit berbagi pengalaman pribadi tentang kuliner. Kali ini saya akan berbagi artikel yang saya beri judul "Menikmati Soto Sedap Boyolali Hj. Widodo". Pengalaman ini saya dapatkan ketika saya kebetulan sedang lewat di Jl. Jambore Cibubur depan SMP Al-Azhar Cibubur Jakarta. Awalnya sih saya tidak bermaksud mampir ke warung soto yang sudah memiliki lebih dari 10 outlet tersebut. Sebelum memutuskan untuk mampir, saya berangkat dari Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan menuju ke Cileungsi Bogor Jawa Barat.
Baca Juga :
Dua Mantan Presiden Kita Ternyata Langganan di Tukang Bakso Ini
Saya berangkat dengan istri dan anak saya yang kedua sejak Jam 5 pagi. Saat posisi perjalanan kami sudah sampai di depan Rumah Sakit Pasar Rebo, saya bertanya pada istri "mau lewat mana?", istri menjawab "ya lewat biasanya lah", terus istri kembali melanjutkan "Aku tuh pengen nyobain Soto Sedap Boyolali Hj. Widodo". Dari pembicaraan tadi maka kami berdua bersepakat untuk sarapan pagi di sana bersama dengan anak saya yang kecil. Di tengah perjalanan saya sempat tanya pada istri saya jam berapa buka warung buka, dia menjawab jam 06 - 21 WIB. Pada jam 5 lebih 50 menit kamipun sampai di rumah makan tersebut.
Namun pagar parkiran masih tertutup dan hanya tersedia ruang untuk masuk motor saja. Sayapun masuk saja dan memarkir motor di tempat parkir yang sudah disediakan. Saat itu kondisi tempat makan sedang beres-beres dan menata ruangan. Saya menghampiri salah satu karyawan dan bertanya jam berapa bukanya, dijawab bahwa bukanya jam setengah 7. Akhirnya saya menunggu setengah jam lagi agar bisa sarapan pagi di tempat makan tersebut. Agar tidak jenuh, saya mengajak anak berkeliling sekitaran parkiran sambil ngemong melihat berbagai kendaraan yang lewat di depan rumah makan soto sedap Boyolali Hj. Widodo.
Tak lama berselang istri saya memanggil dan mengajak masuk ke rumah makan dan ternyata rumah makan soto sudah dibuka. Kami tidak sendirian ketika masuk, banyak keluarga yang lain juga yang bersuyun-duyun mencari meja mereka masing-masing. Kalau kami memilih meja yang sebelah tengah, karena ukurannya kecil yaitu untuk empat orang. Kemudian saya segera memesan 2 mangkuk soto daging nasi dipisah dan 2 gelas teh manis panas. Sayapun segera duduk dan tampak didepan meja saya sudah tertata rapi kecap, sambal, jeruk nipis, tempe goreng, sate paru, sate telor, sate ati ampela dan lain-lain. Baru mau ngobrol sama istri, ehhh tiba-tiba soto pesanan sudah datang. Pesanan istri saya sesuai yaitu soto daging dengan nasi dipisah, sedangkan kalau saya menerima semangkok nasi soto sudah bercampur dengan nasi ditambah sepiring nasi putih.
Saat itu saya tidak menyadari bahwa nasi soto yang saya terima tadi ternyata salah, seharusnya soto yang saya terima kosong tanpa nasi. Tapi hal ini bukan kesalahan saya tapi jelas kesalahan karyawan yang berjilbab tersebut, dan tak lama berselang pelayan menghampiri saya kembali untuk meminta maaf karena salah orang, namun saya tidak mau mengembalikan soto yang sudah saya aduk. Sayapun sebenarnya sempat dongkol, tapi mau dibilang apa, nasi sudah menjadi bubur. Saya dan istri langsung menyantap soto tersebut. Baru beberapa sendok saja anak saya sudah rewel minta turun dari kursi dan mau jalan, namun istri merayu-rayu agar tidak turun dengan memberikan tempe goreng ditangan. Melihat hal itu, saya langsung mempercepat makan hingga habis.
Berbicara tentang pendapat saya soal soto ini, menurut saya dagingnya terlalu sedikit, tidak ada toge jadi kurang krius, bumbu sotonya juga kurang berasa namun tetap terasa kesegarannya. Setelah habis segera saya menurunkan anak dari gendongan bundanya dan membawanya keluar rumah makan. Ini bertujuan agar istri saya bisa melanjutkan makannya tanpa terganggu oleh anak. Setelah istri menghabiskan makannya, saya dipanggil ke dalam rumah makan untuk menyudahi sarapan pagi di soto sedap Boyolali tersebut. Sambil istri membereskan bawaannya dan menggendong anak saya, saya kemudian menuju ke kasir untuk memesan 1 bungkus lagi untuk dibawa pulang.
Hitung-hitungan pun dimulai, saat itu saya pesan 3 soto, 3 gorengan, 1 sate, 2 teh manis anget dan semua itu harus saya bayar 54.000. Disini saya masih ada ganjalan karena nasi saya yang dihitung adalah nasi yang dipisah, padahal saya diberi nasi yang sudah dicampur, masalahnya karena keduanya punya harga yang berbeda. Tapi ya sudahlah, ini bisa saya jadikan sebagai pelajaran saja supaya masa-masa berikutnya bisa lebih berhati-hati.
Demikianlah artikel yang saya buat dengan judul "Menikmati Soto Sedap Boyolali Hj. Widodo". Semoga tulisan saya ini bisa menambah wawasan sahabat dan menambah opsi baru jika ingin merasakan masakan daerah lain. Terimakasih sudah membaca, wassalamu'alaikum
EmoticonEmoticon