Assalamu’alaikum wr.wb. Halo sahabatku sekalian, apa kabar hari ini? Baik bukan. Baiklah, pada kesempatan kali ini saya akan berbagi artikel sepurtar kisah pribadi yang saya beri judul Tetanggaku Menyadarkanku Bahwa Kesehatan Itu Sangat Berharga. Ini adalah sebuah kisah dari saya pribadi yang memiliki tetangga yang tervonis terkena penyakit Lupus. Walaupun usianya masih terbilang muda, antara 35 sampai 40 tahun, namun kisah hidupnya telah membuat saya sadar bawa kesehatan itu merupakan sesuatu yang sangat berharga. Penyakit yang diderita tetangga saya ini memang sudah sangat kronis. Bayangkan jika setiap satu sampai dua bulan sekali tetangga saya masuk rumah sakit. Bukan untuk berkonsultasi atau pemeriksaan, namun untuk dirawat inap karena seringkali kambuh.
Baca Juga :
Kegemaran Main Playstation Dari Jaman Sekolah Hingga Sekarang
Pengalaman Berada di Kota Palembang
Penyakit Lupus yang dideritanya ini memang sudah menggerogoti organ-organ di dalam tubuhnya. Rasa sakit yang luar biasa menghinggapi sekujur tubuh saat penyakitnya sedang kambuh. Yang lebih membuat saya sedih adalah anak dan istrinya. Dia memiliki tiga orang anak yang masih sangat kecil-kecil, bahkan yang terakhir masih bayi. Pekerjaan tetangga saya ini adalah penjual boneka di pasar-pasar malam dan pasar kaget. Mungkin inilah yang menjadi penyebab mengapa tetangga saya sering jatuh sakit.
Karena hampir setiap malam dia bergadang. Kalaupun harus berdagang pagi hari, maka dia tetap harus bangun sebelum subuh karena terkadang tempat penjualannya cukup jauh. Namun apa hendak dikata, kebutuhan untuk memenuhi nafkah keluarga merupakan kebutuhan yang mendesak dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Suatu ketika, Senin tanggal 27 Februari 2017 saya yang masih melek semenjak Minggu malamnya mendengarkan suara berteriak-teriak ‘’bunda, bunda, bunda’’. Hal ini terjadi sekitar pukul 12 malam. Suara tersebut keluar dari balik dinding tetangga rumah saya.
Saya tahu karena memang hari Minggu malam tetangga saya ini baru tiba dirumah sekitar jam 10 malam. Dia sudah bekerja selama 3 hari berturut-turut tanpa henti untuk berjualan dari satu pasar ke pasar yang lain. Sekitar pukul 04 pagi, istri tetangga saya ini ketok-ketok pintu rumah, namun tidak ada menjawab. Dan saya baru mendengar saat dia mengetok jendela kamar rumah saya. Saat itupun saya langsung keluar dan menemuinya dan dia berkata ‘’Pak, bisa minta tolong antar suami saya ke Dokter nggak?’’ saya pun menjawab ‘’Iya Bu, siap, saya ganti baju dulu ya’’.
Setelah saya ganti baju, membawa dompet dan lain-lain, maka sayapun bergegas menuju rumahnya. Disana sudah ada istrinya yang sedang berusaha membangunkan suaminya yang kesulitan bangun karena kesakitan. Akhirnya saya mengambil alih dan saya bopong ke mobil. Ketika istri tetangga saya ini bertanya apakah dia ikut atau tidak, maka saya jawab ikut supaya proses dirumah sakitnya cepat. Akhirnya kamipun berangkat ke Rumah Sakit terdekat yaitu Rumah Sakit Hermina. Selama di perjalanan tetangga saya terus-terusan merintih kesakitan dan kepayahan.
Keringat bercucuran, mata berwarna merah dan mengeluarkan air mata, muka pucat hitam kemerah-merahan membuat saya yang berada di sebelahnya merasa sedikit merinding tapi saya tetap fokus. Sesampainya di Rumah Sakit maka saya langsung arahkan mobil ke pintu UGD untuk segera mendapatkan penanganan cepat. Sayapun segera membopongnya untuk dinaiknya ke tempat tidur dorongan. Setelah itu saya keluar untuk memarkirkan mobil, sedangkan istri tetangga saya langsung menunggu di bagian pendaftaran. Setelah kira-kira dua jam akhirnya sang istri sudah membereskan administrasinya, tinggal menunggu penempatan kamar saja.
Jika saya perhatikan dari awal sampai saya mau pamit pulang, saya tidak melihat sedikitpun di wajah istri tetangga saya ini kepanikan yang sangat. Bahkan dia itu terlihat tampak tenang dan tidak panik. Akhirnya, Sayapun pamitan pulang terlebih dahulu. Dari cerita saya ini bisa saya tarik kesimpulan bahwa sehat itu mahal. Sakit bisa menimpa siapa saja, baik tua maupun muda. Oleh karena itu marilah kita memperbanyak rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kepada kita banyak sekali nikmat yang tiada tara.
Demikianlah artikel ini tentang Tetanggaku Menyadarkanku Bahwa Kesehatan Itu Sangat Berharga. Artikel dibuat berdasarkan kisah keseharian pribadi saya. Semoga dari artikel ini, kita mendapatkan manfaat dan pelajaran. Sampai bertemu lagi pada artikel-artikel berikutnya yang tentu harapannya akan lebih baik lagi. Terima kasih, wassalamu’alaikum wr.wb.
EmoticonEmoticon