Berjarak sekitar 30 km dari Gunung Tambora terdapat pulau kecil bernama Satonda. Satonda adalah pulau vulkanik yang terbentuk dari letusan dahsyat Gunung Tambora tahun 1815. Untuk mencapai pulau yang terletak di laut flores bisa melalu desa terdekat yakni Desa Nangamiro. Untuk menuju Pulau Satonda dibutuhkan waktu perjalanan darat sekitar tiga sampai empat jam jika dari Dompu, sesampainya di Desa Nangamiro anda akan membutuhkan sekitar kurang lebih 20 menit lagi dari Pelabuhan Beranti menggunakan perahu motor.
Image : flickr.com
Nama Satonda berasal dari kata Tonda yang artinya jejak. Entah mengapa disebut demikian. Tapi para ilmuwan menyakini di Pulau Satonda terdapat jejak sejarah awal bumi. Alasan ini membuat Satonda menjadi objek penelitian sejak tahun 1984. Pulau Satonda memiliki danau air asin di tengah pulau seluas 400 hektar.
Ada tiga teori terbentuknya Danau Satonda. Yang pertama karena adanya tsunami kecil ketika pasca erupsi Gunung Tambora sehingga terbentuklah sebuah kawah kecil atau kaldera yang terisi air laut. Yang kedua yaitu adanya lorong dari bawah laut yang membuat air-air laut ini bisa masuk ke dalam danau ini, lalu kemudian terkunci seiring berjalannya waktu. Dan teori yang ketiga dan ini yang paling banyak diyakin yaitu dulu pasang surut air laut di sekitar Satonda itu cukup tinggi, dan seiring berjalannya waktu pasang surut tersebut mulai berkurang dan tersisalah air laut yang ada di Danau Satonda tersebut.
Selain menarik perhatian para ilmuwan, Pulau Satonda juga diminati wisatawan. Keberadaan tanaman langka seperti Pohon Kalibuda antara lain membuat Pulau Satonda ditetapkan menjadi Taman Wisata Alam sejak tahun 1998. Kekurangan Satonda yang hampir tidak tersentuh teknologi justru menambah nilai lebih Pulau Kecil ini.
Ada tiga teori terbentuknya Danau Satonda. Yang pertama karena adanya tsunami kecil ketika pasca erupsi Gunung Tambora sehingga terbentuklah sebuah kawah kecil atau kaldera yang terisi air laut. Yang kedua yaitu adanya lorong dari bawah laut yang membuat air-air laut ini bisa masuk ke dalam danau ini, lalu kemudian terkunci seiring berjalannya waktu. Dan teori yang ketiga dan ini yang paling banyak diyakin yaitu dulu pasang surut air laut di sekitar Satonda itu cukup tinggi, dan seiring berjalannya waktu pasang surut tersebut mulai berkurang dan tersisalah air laut yang ada di Danau Satonda tersebut.
Selain menarik perhatian para ilmuwan, Pulau Satonda juga diminati wisatawan. Keberadaan tanaman langka seperti Pohon Kalibuda antara lain membuat Pulau Satonda ditetapkan menjadi Taman Wisata Alam sejak tahun 1998. Kekurangan Satonda yang hampir tidak tersentuh teknologi justru menambah nilai lebih Pulau Kecil ini.
EmoticonEmoticon