Pengalaman Pertama Naik Bis Tingkat Gratis di Jakarta

Halo sahabat sekalian, apa kabar kalian hari ini? Semoga kalian tetap sehat dan semakin baik rezekinya, amin. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi artikel tentang ‘Pengalaman Pertama Naik Bis Tingkat Gratis di Jakarta’. Saya sengaja membagikan cerita ini hanya sekedar memberi gambaran bagaimana sih rasaya naik bis tingkat. Maklum selama ini bis tingkat itu hanya menjadi angan-angan semata, karena memang saya merasa dari kampung, hehehe. 


Saya mulai mengenal bis tingkat saat saya masih sekolah dasar. Yah, tentu kendaraan masal tersebut tidak ada di kampung saya di Kediri Jawa Timur. Paling-paling yang ada hanya bis biasa saja, dan itupun merupakan bis antar kota antar propinsi. Pertama kalinya saya melihat bis tingkat yaitu saat saya main ke rumah teman yang ada di Surabaya.

Baca Juga :
Bunyi Petasan Di Tahun Baru Malah Bikin Anak Saya Mengurung Diri Dirumah
Gaple Di Saung Setiap Malam Minggu

Di kota pahlawan itulah saya melihat sendiri bentuk dari bis tingkat walaupun saat itu bisnya sudah tidak baru lagi. Selang beberapa tahun, keberadaan bis tingkat ini semakin langka. Bahkan di Jakarta sekalian sepertinya sudah tidak ada lagi bis tingkat yang beroperasional. Bis tingkat ini mulai ada lagi semenjak kepemimpinan Ahok. Namun kali ini bisa yang tinggi tersebut hanya beroperasi sebagai bis pariwisata saja dan tidak untuk menarik penumpang. 

Kendaraan tersebut memang diluncurkan oleh Gubernur supaya bisa memfasilitasi masyarakat Jakarta yang ingin jalan-jalan keliling jakarta menyaksikan keindahan kota Jakarta. Nah, kebetulan pada tanggal 29 Maret 2017 kemarin, kantor tempat saya bekerja sedang berulang tahun. Untuk memeriahkan ulang tahun kantor BUMN kami, maka kantor mengadakan jalan-jalan menggunakan bis tingkat menuju Jakarta Kota. 

Seluruh karyawan yang berada di kantor pusat diundang untuk datang. Saat itu bis yang dipersiapkan berjumlah dua unit. Kedua bis tersebut berwarna merah. Karena jadwal keberangkatkan direncanakan pukul 08.00 wib pagi, maka sayapun berangkat dari rumah sekitar pukul 05.30 wib pagi. Tak lama setelah saya sampai di kantor, panitia segera menginstruksikan agar seluruh karyawan yang sudah datang langsung saja menuju ke bundaran senayan. 

Alih-alih berangkat jam delapan, eh ternyata bis nya terlambat, dan kami baru bisa berangkat sekitar jam 9 lewat. Yah, mungkin karena bisnya gratisan kali ya, jadi seenaknya saja sopir bis terlambat dan tidak bisa menjemput kami tepat waktu..hehehe. Tapi, ya sudahlah kan nasi sudah menjadi bubur dan yang penting kan tetap berangkat. 

Saya naik bis yang kedua dan langsung saja menuju ke lantai dua. Yang lucu, seluruh karyawan yang ikut hampir 90 persen naik ke atas, sedangkan di lantai bawah kosong melompong. Hanya beberapa orang saja dan itupun panitia semua. Menurut saya naik bis tingkat memang tidak sama dengan naik bis biasa. Pemandangannya bisa lebih luas dan bisa memandang lebih jauh. Dan kendaraan kami serasa berada di udara karena paling tinggi. 

Dari segi kenyaman juga serasa lebih nyaman dibandingkan dengan bis biasa karena memang gerakan bis tingkat mungkin dibatasi dan tidak boleh kencang. Saya rasa bagi orang yang gambang mabuk, tidak akan banyak masalah berarti bila naik bis tingkat. Karena memang nyaman, bau bahan bakarnyapun tidak ada seperti bis-bis antar kota pada umumnya. Itulah tadi pengalaman saya naik bis tingkat, bagaimana dengan anda, anda ingin mencoba?



EmoticonEmoticon